Butuh 10 tahun bagi Indonesia bangkit dari 2008



JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar memproyeksi Indonesia perlu waktu 10 tahun untuk pulih dari krisis yang terjadi pada 2008 lalu. Saat ini kondisi perekonomian tanah air mulai bangkit.

"Saya mengutip ekonom ahli di Hongaria. Di sana mereka perlu waktu 10 tahun untuk bangkit dari keterpurukan. Saya rasa Indonesia juga memiliki waktu yang sama untuk pulih," kata Mahendra saat memberikan sambutan pembukaan IFEF di Jakarta Convention Center Jakarta, Jumat (5/10).

Menurut Mahendra, pembalikan krisis global yang terjadi di Indonesia ini memang berlangsung selama 10 tahun. Terbukti pada krisis global yang melanda dunia pada 1998 lalu, Indonesia juga bangkit dari krisis pada 2007. Namun ternyata, Indonesia juga kembali terkena dampak krisis global pada 2008 lalu. Sehingga diperkirakan Indonesia akan mulai bangkit dari keterpurukan pada 2018 mendatang.


"Waktu 10 tahun untuk bangkit dari keterpurukan ini memang masuk akal. Itu memang ada indikator-indikatornya," jelasnya.

Menurut Mahendra, indikator perekonomian Indonesia dapat dilihat dari dua hal. Pertama, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. Di 1998 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai minus 13%. Lantas kembali pulih hingga naik menjadi 6,1% di 2007. Kemudian secara bertahap mulai naik kembali hingga 6,2% di 2010 dan 6,5% di 2011.

Kedua, bisa dilihat dari peringkat utang (credit rating). Sebelum krisis, Indonesia sudah masuk dalam investment category. Namun saat krisis, Indonesia langsung masuk ke selective default. "Kita perlu 11 tahun untuk bisa masuk investment category. Namun hanya perlu waktu 4-5 bulan untuk menghancurkan credit rating kita," jelasnya.

Beruntung, Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik sehingga menaikkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain itu, jumlah pendapatan masyarakat juga mulai meningkat sehingga menyebabkan jumlah orang kaya di kelas menengah juga meningkat. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: