Butuh 3 minggu untuk identifikasi korban Sukhoi



JAKARTA. Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Pol Anton Castelani dalam keterangannya kepada sejumlah media mengatakan bahwa identifikasi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801, memerlukan waktu setidaknya selama tiga pekan. Waktu selama tiga minggu itu, digunakan tim DVI Kedokteran dan Kepolisian untuk melakukan tes deoxsiribo nukleid acid (DNA) untuk setiap potongan bahkan serpihan bagian tubuh yang telah ditemukan tim investigasi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Setelah proses identifikasi melalui DNA selesai dan sesuai dengan data masing-masing korban, maka jenazah selanjutnya akan diserahkan oleh tim DVI kepada pihak PT Trimarga Rekatama. "Selanjutnya baru diteruskan dan diserahkan ke pihak keluarga dari PT Trimarga Rekatama," tutur Anton di RS Kramat Jati, Jakarta, Sabtu (12/5). Penyerahan jenazah kepada pihak keluarga itu, lanjut Anton, akan disertai dengan surat keterangan identifikasi dan surat kematian. Karena memerlukan waktu yang lumayan panjang itulah, Anton mengimbau kepada pihak keluarga korban, untuk kembali ke kediaman masing-masing, dan melanjutkan aktivitas normalnya. Sementara itu, salah satu keluarga korban yang masih menunggu datangnya jenazah korban pesawat uji coba Sukhoi Superjet 100, Ibu Ahmadi, menyatakan akan menuruti imbauan Kombes Pol Anton, untuk kembali ke rumah. Ibu Ahmadi menyatakan akan memilih pulang ke rumah untuk istirahat, karena setidaknya telah selama tiga hari menunggu kepastian putranya, Ganis Arman Zuvianto dari Indonesia Air Transport, yang tercatat sebagai salah satu penumpang. "Saya memilih untuk pulang saja dan istirahat di rumah. Mungkin akan menggelar pengajian, karena itu yang dibutuhkan, untuk ketenangan," tutur Ibu Ahmadi di RS Kramat Jati, Jakarta. Ibu Ahmadi melanjutkan bahwa kemungkinan pengajian akan digelar di dua tempat, yaitu di kediamannya di kawasan Halim Perdanakusumah dan juga di kediaman almarhum Ganis di kawasan Bintaro. "Anak menantu saya yang lebih berhak untuk mengadakan pengajian. Karena itu, saya minta izin untuk mengadakan pengajian di kediaman saya. Menggelar pengajian di dua tempat saya rasa lebih baik, karena tujuannya adalah mendoakan," tandasnya dengan mata berkaca-kaca. Ganis Arman Zuvianto dari Indonesia Air Transport, tercatat sebagai salah satu dari 45 penumpang dalam daftar manifest penerbangan ke dua Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801, tujuan Pelabuhan Ratu. Di tempat yang diduga sebagai lokasi jatuhnya pesawat, tim investigasi dan tim SAR menemukan paspor dan ATM atas nama Ganis Arman Zuvianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.