Butuh 6,7 Juta Ton Beras Per Tahun untuk Program Makan Siang Gratis, Pasokan Aman?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan beras untuk pelaksanaan program makan siang gratis Presiden terpilih Prabowo Subianto diperkirakan mencapai 6,7 juta ton per tahun. 

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, Bulog belum mendapatkan penugasan resmi dan masih menunggu kebijakan pemerintah baru mengenai hal ini. 

"Apakah memang akan Bulog atau tidak kita belum tahu, kita tunggu arahan dari pemerintahan yang baru," jelas Bayu dalam halal bihalal di Kantornya, Kamis (25/4). 


Baca Juga: Ada Kendala, Realisasi Pengadaan Beras Dalam Negeri Baru Mencapai 329 Ribu Ton

Berdasarkan prediksinya, penghitungan stok ketersediaan beras nasional akan dilakukan pengalihan, dari yang sebelumnya banyak dihitung dari rumah tangga dan berubah untuk realisasi pelaksanaan program makan siang gratis. 

Meski begitu, Bayu menegaskan pihaknya juga masih belum tahu bagaimana kepastian perhitunganya nanti. Hal ini akan bergantung pemerintahan Prabowo-Gibran di masa mendatang. 

"Kami pun tidak mau berspekulasi dan angkanya tadi juga angka yang sudah banyak beredar dari berbagai pembicaraan," ungkapnya. 

Sebelumnya, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko mengatakan, program makan siang gratis akan membutuhkan 6,7 juta ton beras dan 1,2 juta ton daging ayam setiap tahunnya.

Selain itu, juga akan dibutuhkan 1 juta ton daging ikan, 500.000 ton daging sapi, hingga 4 juta kiloliter (kl) susu sapi. 

Budiman menyebut program makan siang gratis juga mengacu kepada komposisi 4 sehat 5 sempurna. 

Baca Juga: Pemerintah Akan Mengerek Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras Premium dan Medium

Budiman menjelaskan, desa akan diandalkan sebagai basis produksi komoditi dan bahan pangan yang dibutuhkan untuk menyediakan makan siang dan minum susu gratis. Menurutnya, diperkirakan sekitar 10.000 desa dari total 74.961 desa bisa dilibatkan memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan program ini. 

"Sekitar 20.000 desa bisa membangun peternakan ayam pedaging dan petelur, penggemukan sapi serta usaha sapi perah, 2.000 desa nelayan dapat diandalkan untuk penyediaan ikan segar, serta ribuan desa lainnya dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan sayur mayur, buah-buahan hingga bumbu masak untuk penyediaan makan siang gratis," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi