KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia kembali menghadapi tantangan berat. Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan lagi Fed Fun Rate (the Fed) ke level 2% serta kian panasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China akan menghantui ekonomi kita. Perang dagang berpotensi membuat defisit neraca perdagangan Indonesia semakin melebar, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akan bertambah. Tak pelak, ini akan membuat tekanan ke mata uang Garuda semakin berat. Bank Indonesia (BI) mengaku siap menempuh kebijakan lanjutan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 27–28 Juni 2018.
Butuh amunisi jangka pendek hadapi tekanan eksternal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia kembali menghadapi tantangan berat. Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan lagi Fed Fun Rate (the Fed) ke level 2% serta kian panasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China akan menghantui ekonomi kita. Perang dagang berpotensi membuat defisit neraca perdagangan Indonesia semakin melebar, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akan bertambah. Tak pelak, ini akan membuat tekanan ke mata uang Garuda semakin berat. Bank Indonesia (BI) mengaku siap menempuh kebijakan lanjutan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 27–28 Juni 2018.