Butuh Dana Rp 21 Triliun untuk Pensiun Dini PLTU Cirebon



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana pemerintah untuk melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih terus digodok. Salah satu PLTU yang akan dipensiunkan lebih awal adalah PLTU Cirebon 1.

Namun butuh dana besar untuk mempesiunkan PLTU Cirebon 1 tersebut. Pemerintah membutuhkan biaya kurang lebih US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 21 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk mempensiunkan dini PLTU tersebut memang membutuhkan biaya yang besar. Pemerintah menginginkan agar APBN dan private sector tidak mengalami kerugian.


“Serta bagaimana ini being seeing sebagai transaksi yang baik dan akuntabel dari sisi hukum sehingga tidak dianggap sesuatu yang merugikan negara,” ungkapnya kepada awak media, Jumat (6/9).

Adapun pendanaan pensiun dini PLTU ini akan menggunakan dana dari Asian Development Bank (ADB), sebagai bagian dari komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP).

Jika merajuk salah satu hasil KTT G20 Bali, November 2024 lalu, para kreditor yang tergabung dalam pendanaan JETP berkomitmen memberikan pendanaan sebesar US$ 20 miliar bagi Indonesia.

Baca Juga: PLN Genjot Campuran Batubara dan Biomassa di PLTU

Rinciannya sebesar US$ 10 miliar dari pendanaan publik negara-negara anggota IPG, serta US$ 10 miliar dari anggota Glasgow Financial Alliance for Net Zero.

Akan tetapi, Sri Mulyani belum bisa mengungkapkan kapan pendanaan tersebut akan cair. “(Cirebon power belum deal kenapa?) ya karena work in progress,” ungkapnya.

Ia juga masih mengusahakan agar suntik mati PLTU Cirebon 1 ini bisa berlangsung sebelum pemerintahan berganti.

Adapun PLTU berkapasitas 600 megawatt (MW) di Jawa Barat tersebut menjadi salah satu yang akan disuntik mati pemerintah dalam upaya mengurangi emisi karbon.

Sebelumnya Sri Mulyani menyampaikan, pensiunan dini PLTU Cirebon-1 dapat menyelamatkan 28,5 juta ton CO2e. Investasi yang dibutuhkan untuk transisi menuju ekonomi rendah karbon ini diakui sangat besar.

Berdasarkan data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), terdapat kesenjangan investasi tiap tahunnya sebesar kurang lebih US$ 400 miliar untuk mengimplementasikan elemen-elemen esensial dari transisi tersebut.

Baca Juga: Seribu Cara PLN Tekan Emisi Pembangkit Batubara

Selanjutnya: Sinergi Pupuk Indonesia dan Pertamina Pacu Pengembangan CCS dan CCUS di Indonesia

Menarik Dibaca: Rekomendasi Film-Film Tentang Hubungan Ayah dan Anak Beragam Genre

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat