JAKARTA. Pemegang saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) wajib bersabar. Pasalnya, meski masih mencatat laba bersih, tapi hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ESSA hari ini, Senin (27/5), memutuskan tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2012. Catatan saja, sepanjang 2012 lalu laba bersih ESSA merosot hingga 163,77% menjadi US$ 5,211 juta. Sebagai perbandingan, pada 2011 lalu, laba bersih perusahaan mencapai US$ 13,747 juta. Tergerusnya laba bersih tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan perusahaan menjadi US$ 39,505 juta pada tahun lalu dari sebelumnya US$ 42,513 di 2011. "Perolehan laba bersih kami tahan untuk kebutuhan ekspansi," jelas Garibaldi Thohir, Direktur Utama ESSA, seusai kegiatan RUPS. Memang, ESSA sedang butuh duit banyak lantaran emiten ini sedang gencar-gencarnya berekspansi untuk produksi LPG dan pembangunan pabrik amoniak melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). Tahun ini produksi LPG PAU ditargetkan bisa mencapai 185 ton per hari, naik 55% dari sebelumnya 120 ton per hari. Manajemen memperkirakan, proses ekspansi ini bisa menelan biaya US$ 21 juta. Sementara untuk pabrik amoniak, pembangunannya bakal menelan duit US$ 750 juta di mana sebesar US$ 250 juta akan diambil dari kas internal. Sementara sisanya akan dicari melalui pinjaman bank.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Butuh duit ekspansi, ESSA tak bagikan dividen
JAKARTA. Pemegang saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) wajib bersabar. Pasalnya, meski masih mencatat laba bersih, tapi hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ESSA hari ini, Senin (27/5), memutuskan tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2012. Catatan saja, sepanjang 2012 lalu laba bersih ESSA merosot hingga 163,77% menjadi US$ 5,211 juta. Sebagai perbandingan, pada 2011 lalu, laba bersih perusahaan mencapai US$ 13,747 juta. Tergerusnya laba bersih tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan perusahaan menjadi US$ 39,505 juta pada tahun lalu dari sebelumnya US$ 42,513 di 2011. "Perolehan laba bersih kami tahan untuk kebutuhan ekspansi," jelas Garibaldi Thohir, Direktur Utama ESSA, seusai kegiatan RUPS. Memang, ESSA sedang butuh duit banyak lantaran emiten ini sedang gencar-gencarnya berekspansi untuk produksi LPG dan pembangunan pabrik amoniak melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). Tahun ini produksi LPG PAU ditargetkan bisa mencapai 185 ton per hari, naik 55% dari sebelumnya 120 ton per hari. Manajemen memperkirakan, proses ekspansi ini bisa menelan biaya US$ 21 juta. Sementara untuk pabrik amoniak, pembangunannya bakal menelan duit US$ 750 juta di mana sebesar US$ 250 juta akan diambil dari kas internal. Sementara sisanya akan dicari melalui pinjaman bank.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News