Butuh insentif pajak agar pasar diversifikasi pangan bisa berkembang



BOGOR. Kebutuhan tepung terigu Nasional masih tetap tinggi, yang membuat ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum masih sangat besar. Padahal, Indonesia memiliki potensi bahan baku tepung lainnya yang bisa dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan impor gandum kedepannya. Untuk itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk melalui divisi Bogasari bekerjasama dengan SEAFAST (South East Asin Food& Agriculture Science& Technology) Center Institut Pertanian Bogor (IPB) membangun pusat riset dan pengembangan variasi produk roti dan kue selain menggunakan bahan baku tepung terigu. Nama pusat pengembangan diversifikasi pangan ini adalah Baking Research&Development (BREaD) Unit di dalam kompleks IPB Bogor.Pusat riset ini akan fokus mencari formula teknologi adonan roti dan kue yang tidak hanya menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku utama. Singkong, jagung, waluh, ubi dan sukun merupakan beberapa contoh komoditas yang dikembangkan untuk tujuan diversifikasi pangan ini. Dalam kerjasama ini Bogasari memberi dukungan fasilitas dan peralatan penunjang kegiatan operasional dan tenaga untuk pelatihan pengembangan diversifikasi produk.Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Fransiscus Welirang bilang, untuk mempercepat diverifikasi pangan seperti ini, dari pihak pengusaha bertugas untuk menggiatkan proses pengembangan produk selain terigu yang bisa masuk ke dalam industri. Sementara itu, untuk agar pasar industri produk diluar terigu bisa berkembang, perlu ada dukungan dari Pemerintah berupa insentif pajak. "Jika PPN dan PPh bisa dibebaskan, keanekaragaman pangan selain terigu bisa tumbuh," katanya kepada KONTAN Selasa (30/11).

Walaupun menurut Frans, sapaan akrab Fransiscus, Bogasari masih tetap fokus menggunakan bahan baku tepung terigu untuk berbagai produk oangan yang diproduksi. "Tapi jika memang memnungkinkan, kami berniat mengembangkan diversfikasi pangan selain terigu," katanya.

Sebagai embrio diversifikasi pangan ini, IPB telah memberi pelatihan peningkatan produk selain terigu kepada masyarakat di sembilan desa di Bogor. "Untuk langkah pertama, kami memberi bantuan teknologi dan pengetahuan agar bisa diaplikasikan oleh para pengusaha kecil dan menengah," kata Dr. Purwiyatno Hariyadi, Direktur SEAFAST Center IPB.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini