Butuh investasi Rp 36,4 triliun, proyek pipa gas trans Kalimantan masih belum jalan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan pipa gas bumi Trans Kalimantan masuk ke dalam daftar proyek prioritas strategis (major project) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Kendati begitu, realisasi proyek ini tampaknya masih panjang dan berliku.

Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajogio menyampaikan, hingga sekarang, proyek pipa gas bumi Trans kalimantan masih dalam tahap harmonisasi antara lembaga pemerintah. Antara lain BPH Migas Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian dan Bappenas. Harmonisasi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi besaran pasokan gas dan juga permintaan setelah proyek tersebut dibangun.

Jugi mengakui, apabila kepastian pasokan raw gas belum ada, maka proyek ini bakal terhambat. "Masih berlangsung sekarang ini, jika belum ada kepastian pasokan raw gas akan menghambat transkal ini," kata Jugi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/11).


Baca Juga: Menanti kejelasan proyek pipa gas Cirebon-Semarang

Jugi bilang, harmonisasi tersebut  juga diperlukan untuk menetapkan design pipa yang paling efisien, yang nantinya akan masuk ke dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). "Harmoninasi akan menetapkan design pipa yang paling efisien, dan tentunya redesign pipa ini harus masuk di rencana induk yang terkini," ujarnya.

Adapun, proyek pipa gas bumi Trans Kalimantan ini dibagi ke dalam tiga wilayah besar. Pertama, konsesi Kalimantan Timur (Kaltim) - Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dimenangkan oleh Bakrie Group atau PT Bakrie & Brother. Kedua, ruas Senipah - Balikpapan yang digunakan untuk kebutuhan kilang Pertamina.

Ketiga, ruas Kalimantan Barat (Kalbar) - Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalsel yang sampai sekarang belum dilelang.

Menurut Jugi, lelang dilakukan menunggu rampungnya harmonisasi, lantaran hal itu akan berpengaruh terhadap kelayakan proyek yang menarik minat investor.

Sayangnya, Jugi masih belum bisa memperkirakan kapan ruas tersebut akan dilelang dan proyek Trans Kalimantan bisa teralisasikan. "Masih belum jelas. Intinya badan usaha akan bangun jika proyek layak. Proyek feasible jika return bisa menutupi capex, opex dan biaya lainnya," jelas Jugi.

Begitu pun saat disinggung terkait dengan ruas pipa Kaltim-Kalsel yang telah dimenangkan oleh Bakrie. Jugi menyebut, besaran pasokan dan demand masih jadi kendala proyek pipa transmisi tersebut. "Tidak ada kejelasan pasokan gas, sedangkan yang sudah jelas baru demand dengan jumlah terbatas," sebut Jugi.

Baca Juga: Nasib proyek pipa Cisem terganjal revisi rencana induk

Editor: Khomarul Hidayat