Usai sudah ‘pesta’ libur panjang Lebaran. Kini kita saatnya kembali, bekerja,bekerja dan bekerja. Tantangan sudah menghadang. Saat kita ‘libur’, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat kebijakan, menaikkan suku bunga 0,25% menjadi 1,75-2%. The Fed juga melempar sinyal: bahwa penaikan bunga acuan lanjutan bakal dilakukan dua kali lagi di sisa 2018 ini. Bagi pembuat kebijakan tak ada waktu lena lagi. Strategi antisipasi mengikuti perkembangan global harus segera dilakukan. Bank Indonesia (BI) sepertinya tak ingin telat dengan langsung bergerak. Dalam peryataan resmi, Selasa (19/6) lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan: ada peluang kenaikan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) dalam rapat Dewan Gubernur BI tanggal 27-28 Juni mendatang. Pasca menaikkan BI 7DRRR sebanyak dua kali, masing- masing 25 bps pada 17 Mei dan 30 Mei lalu menjadi 4,75%, besar kemungkinan BI akan mengerek suku bunga acuan lagi ke posisi 5%.
Butuh investor berorientasi ekspor
Usai sudah ‘pesta’ libur panjang Lebaran. Kini kita saatnya kembali, bekerja,bekerja dan bekerja. Tantangan sudah menghadang. Saat kita ‘libur’, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat kebijakan, menaikkan suku bunga 0,25% menjadi 1,75-2%. The Fed juga melempar sinyal: bahwa penaikan bunga acuan lanjutan bakal dilakukan dua kali lagi di sisa 2018 ini. Bagi pembuat kebijakan tak ada waktu lena lagi. Strategi antisipasi mengikuti perkembangan global harus segera dilakukan. Bank Indonesia (BI) sepertinya tak ingin telat dengan langsung bergerak. Dalam peryataan resmi, Selasa (19/6) lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan: ada peluang kenaikan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) dalam rapat Dewan Gubernur BI tanggal 27-28 Juni mendatang. Pasca menaikkan BI 7DRRR sebanyak dua kali, masing- masing 25 bps pada 17 Mei dan 30 Mei lalu menjadi 4,75%, besar kemungkinan BI akan mengerek suku bunga acuan lagi ke posisi 5%.