Butuh Rp 2 T untuk membuka 9.000 Ha lahan garam



JAKARTA. Pemerintah berencana mencapai swasembada garam tahun 2016 dengan membuka lahan baru untuk produksi garam di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk tahap awal, pemerintah berencana untuk mengolah lahan seluas sekitar 9.000 hektare di Kabupaten Kupang.

"Nilai investasi 9.000 hektare itu tidak kurang dari Rp 2 triliun. (Jumlahnya) kecil sekali," kata Slamet Untung Irredenta, Direktur Utama PT Garam (Persero), di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (17/7).

Ia menuturkan, lahan yang digunakan nantinya merupakan milik pemerintah (kini sedang dalam pengurusan oleh BPN). Sehingga, investasi Rp 2 triliun diperuntukkan bagi pembangunan semua infrastruktur seperti pelabuhan sampai pemetaan lahan untuk produksi garam bahan baku.


"Investasi (berasal) langsung dari pemerintah," tegas Slamet. Ia juga bilang, untuk sementara ini pengolahan lahan akan diserahkan kepada BUMN PT Garam (Persero).  Dengan luas lahan 9.000 hektare itu, produksi garam bisa mencapai 900.000 -1 juta ton garam bahan baku per tahun, dengan asumsi cuaca normal.

Meski begitu, ia menyatakan, jika wilayah NTT memiliki kelebihan dibanding wilayah Indonesia bagian barat, yakni Madura, terkait ketahanan cuaca. "Kalau di Madura musim keringnya selama 4-4,5 bulan, di NTT musim kering berlangsung selama 7-8 bulan," imbuh Slamet.

Selain itu, Ia menambahkan, jika bahan baku air di NTT juga jauh lebih tinggi dari air yang ada di Madura. "Di Madura, 1 liter air menghasilkan 25 gram, sementara di NTT bisa menghasilkan 70 gram," jelas Slamet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri