KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendataan komoditas hasil pertanian oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan tak bisa dilakukan dalam waktu dekat lantaran butuh waktu lama. "Itulah tantangan BPS. Dari sisi metodologi sudah dikuasai tapi bagaimana dengan areal yang terus berubah seperti kedelai dan jagung terus berubah," kata Pakar pertanian dan pangan dari Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Husein Sawit, Jumat (14/12). Apalagi berkaca pada metodologi survei beras baru, kerangka sample area membutuhkan waktu dua tahun sejak dikerjakan pada tahun 2017. Hasilnya adalah identifikasi 7,105 juta hektare lahan baku sawah dari seluruh Indonesia, baru dari 16 provinsi yang sudah terverifikasi.
Butuh waktu lama, BPS belum bisa survei komoditas pertanian lain dalam waktu dekat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendataan komoditas hasil pertanian oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan tak bisa dilakukan dalam waktu dekat lantaran butuh waktu lama. "Itulah tantangan BPS. Dari sisi metodologi sudah dikuasai tapi bagaimana dengan areal yang terus berubah seperti kedelai dan jagung terus berubah," kata Pakar pertanian dan pangan dari Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Husein Sawit, Jumat (14/12). Apalagi berkaca pada metodologi survei beras baru, kerangka sample area membutuhkan waktu dua tahun sejak dikerjakan pada tahun 2017. Hasilnya adalah identifikasi 7,105 juta hektare lahan baku sawah dari seluruh Indonesia, baru dari 16 provinsi yang sudah terverifikasi.