Buwas Cium Dugaan Beras Operasi Pasar Akan Diselundupkan ke Timor Leste



KONTAN.CO.ID - BANTEN. Direktur Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, ada indikasi beras operasi pasar Bulog akan diselundupkan ke Timor Leste.

Dimana beras tersebut akan dijual dengan harga yang sangat mahal. Padahal beras operasi pasar yang digelontorkan Bulog dilepas dengan harga Rp 8.300 per kilogram dan ditujukan untuk intervensi harga di pasaran.

"Bahkan beras dari Cipinang itu bisa hari ini bisa jalan sampai Atambua. Dan itu dijual dengan harga yang sangat mahal. Ada indikasi bahwa beras ini akan diselundupkan ke Timor Leste," kata Buwas dalam Konferensi Pers di Polda Banten, Jumat (10/2).


Buwas menuturkan, adanya indikasi tersebut berbanding terbalik dengan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat. Dimana pemerintah hingga mendatang beras dari luar negeri, namun terdapat pihak yang memanfaatkan demi keuntungan pribadi.

Baca Juga: Polda Banten Tangkap 7 Tersangka Penyimpangan Distribusi Beras Operasi Pasar

"Berarti negara ini berusaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya tapi ada oknum yang memanfaatkan, oknum pengusaha yang melakukan ini (beras) justru akan dikeluarkan dari Indonesia," imbuhnya.

Sayangnya Buwas belum memiliki informasi detil mengenai dugaan penyelundupan tersebut. Ia menyebut saat ini informasi tersebut masih dalam pendalaman pihak kepolisian.

"Sedang didalami, berapa harganya belum tahu sedang didalami. Baru informasi sedang didalami. Nanti kalau sudah pasti sudah oke saya sampaikan beritanya," imbuhnya.

Selain indikasi tersebut, hari ini Satgas Pangan Polda Banten menemukan dugaan penyimpangan distribusi beras operasi pasar Perum Bulog. Dalam temuan tersebut diamankan 350 ton beras Bulog baik yang telah dikemas ulang ataupun belum.

Dari temuan dugaan kasus tersebut, Satgas Pangan Polda Banten menetapkan 7 tersangka dari lima daerah. Diantaranya Lebak, Cilegon, Serang, Kabupaten Serang dan Pandeglang.

Ada 6 modus yang dilakukan oleh tersangka yakni, repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dengan beras lokal, menjual beras di atas harga HET, memanipulasi DO (delivery order) dari distributor maupun mitra Bulog, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri dan memonopoli sistem dagang.

Baca Juga: Bulog Sudah Gelontorkan 258.000 Ton Beras untuk Operasi Pasar

Kepala Polda Banten Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamatan sejak tanggal 8 Februari 2023.

"Saya sudah tahulah modus-modusnya. Dari penyidik juga sudah melakukan pengamatan pengamatan, penindakan tanggal 8 dan 9," jelas Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi