KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO) berhasil membukukan perolehan kinerja yang ciamik. Pada kuartal III-2021, SIDO memperoleh pendapatan Rp 1,1 triliun sehingga secara kumulatif pendapatannya mencapai Rp 2,78 triliun. Jumlah itu tumbuh 23% dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,26 triliun. Dari sisi bottom line, Sido Muncul mampu mencetak pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 35% dari sebelumnya Rp 640,81 miliar menjadi Rp 865,50 miliar per akhir September 2021. Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengungkapkan kinerja tersebut sudah sejalan dengan proyeksinya karena telah memenuhi 71% dari perkiraan pada tahun ini.
Menurutnya, kenaikan penjualan SIDO tidak terlepas dari permintaan suplemen imunitas yang tinggi, penjualan yang kuat dari vitamin C1000 rasa baru, varian
Ready to Drink (RTD), dan produk suplemen baru. Putu juga melihat tren positif SIDO tersebut akan kembali berlanjut pada sisa tahun ini. Ia bilang, secara historis, SIDO memang mencatatkan penjualan yang lebih tinggi di kuartal IV karena permintaan herbal naik seiring mendekati musim hujan.
Baca Juga: Menilik prospek bisnis Sido Muncul (SIDO) di sisa tahun ini “Rasio beban A&P terhadap penjualan dan rasio opex terhadap penjualan masing-masing stabil pada 9% dan 18%, karena perusahaan mempertahankan efisiensinya. Namun, kami berharap perusahaan mengalokasikan lebih banyak pengeluaran A&P untuk mendukung penjualan di kuartal IV-2021,” kata Putu kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10). Lebih lanjut, ke depan Putu juga meyakini SIDO masih memiliki potensi pertumbuhan pendapatan mengingat lini produk baru diterima dengan baik tanpa mengorbankan produk yang ada di pasar. Apalagi, SIDO juga berupaya meningkatkan kesadaran merek dan produk baru dengan bekerja sama dengan lebih dari 20 marketplace di Indonesia. Menurutnya, SIDO masih akan membukukan peningkatan margin dan pertumbuhan pendapatan yang solid. Ia meyakini, produk baru milik SIDO akan menjadi katalis positif karena posisinya yang baik dan memungkinkan untuk memasuki berbagai segmentasi pasar. “Kami juga memperkirakan pangsa pasar akan tetap tinggi meskipun perusahaan berencana untuk menerapkan sedikit peningkatan
Average Selling Price (ASP) untuk produk-produk terpilih pada awal tahun depan,” imbuh Putu.
Baca Juga: Kinerja Sido Muncul Semakin Bugar Putu juga mencatat, di tengah masa yang penuh tantangan, ekspansi SIDO masih sesuai dengan rencana. Di mana hingga sembilan bulan pertama di tahun ini, cakupan outlet telah mencapai sekitar 131.000 toko grosir, naik dari hanya 113.000 pada akhir 2020 Pada tahun ini, Putu memproyeksikan SIDO bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16,5% menjadi Rp 3,89 triliun. Sementara untuk bottom line-nya bisa tumbuh 30,1% menjadi Rp 1,22 triliun.
Dengan potensi tersebut, Putu merekomendasikan untuk beli saham SIDO dengan target harga Rp 1.030 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto