Buya Syafii digadang jadi penasehat tim transisi



JAKARTA. Tim transisi presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla menginginkan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, menjadi penasihatnya. Keinginan itu ditindaklanjuti dengan mengajak pria yang akrab disapa Buya Syafii itu mengunjungi kantor transisi, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/8).

Deputi tim transisi Jokowi-JK, Andi Widjajanto menjelaskan, pihaknya berharap Buya Syafii memberikan pendampingan pada tim transisi sampai Jokowi-JK dilantik pada 20 Oktober 2014. Alasannya adalah karena peran Buya Syafii yang begitu besar selama proses penetapan Jokowi sebagai calon presiden hingga saat ini.

"Meminta pendampingan Buya selama proses sampai bulan Oktober. Dari awal Pak Jokowi disiapkan menjadi capres, Buya salah satu tokoh yang kami ajak konsultasi," kata Andi, di kantor tim transisi, Kamis (7/8).


Di lokasi yang sama, Buya Syafii mengaku belum menerima permintaan khusus untuk menjadi penasihat tim transisi. Kalaupun ada tawaran itu, Buya Syafii merasa perlu berkomunikasi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan tokoh senior lain yang ada di kubu Jokowi-JK. "Kalau ke arah sana (penasihat tim transisi) saya harus ketemu Bu Mega dulu, ketemu Pak JK, dan Surya Paloh dulu," ujarnya.

Jokowi-JK membentuk tim transisi untuk menjalankan sejumlah tugas, di antaranya mempersiapkan hal strategis yang berkaitan dengan perencanaan pemerintahan 2015. Tim ini diisi oleh lima figur yang disebut dipilih berdasarkan pengalaman dan kompetensinya.

Dari kelima figur itu, hanya dua orang yang berasal dari partai politik pendukung Jokowi, yakni Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan politisi Partai Nasdem Akbar Faizal. Sementara partai pendukung lain, yakni Hanura, PKB, dan PKPI tak memiliki perwakilan.

Ketua tim transisi adalah mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Rini M Soemarno. Dua deputi lainnya adalah Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dan Andi. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto