Buyback BUMN tak memakai dana APBN



JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarmo menegaskan, langkah pembelian kembali saham-saham yang dilakukan perusahaan pelat merah di lantai bursa tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Menurut dia, buyback dilakukan dengan menggunakan anggaran BUMN masing-masing.

Rini mengklaim, dana yang dimiliki oleh perusahaan-perushaan BUMN cukup untuk melakukan pembelian kembali saham mereka. "Banyak, (ada) dari dana pensiun, program Employee Stock Option Plan (ESOP) dan lainnya," kata Rini, Selasa (25/8) di Kantor Wapres, Jakarta.

ESOP merupakan hak karyawan untuk membeli saham perusahaan. Pembeliannya dengan cara mencicil dari gaji yang diterima setiap bulan atau dari bonus yang diterima. Hanya saja, mekanisme ini belum dijalankan karena sistemnya belum dibangun.


Selain itu, ada juga dana yang berasal dari asuransi milik perusahaan. Yang jelas, Rini menegaskan anggaran untuk buyback tersedia cukup di BUMN.

Seperti diberitakan, Rini mengaku mulai hari ini BUMN sudah mulai melakukan buyback. Hanya saja, ia tidak mau menyebutkan BUMN mana yang melakukan buyback dan nilai pembelian kembali. 

Rini kemarin menyebutkan, jumlah dana untuk aksi korporasi buyback BUMN tersebut mencapai Rp 10 triliun. Sepertinya, rencana tersebut telah memberikan dampak terhadap pergerakan harga saham BUMN maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hari ini bergerak positif. 

IHSG sepanjang sesi pertama bergerak positif dan ditutup sementara dengan lompatan 1,95% menjadi 4.244,96 pada tengah hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia