JAKARTA. Wacana pembelian kembali (buyback) saham PT Indosat Tbk (ISAT) mengemuka saat debat capres di salah satu stasiun televisi pada Minggu (22/6). Pada saat itu, salah satu kandididat, Joko Widodo berencana membeli kembali saham ISAT yang yang dulu dijual oleh pemerintah Indonesia ke Singapore Technologies Telemedia (STT) senilai Rp 5,62 triliun. STT merupakan anak usaha Singapore Telecom (SingTel). Saat ini, pemerintah Indonesia memiliki 14,29% saham ISAT, sedangkan mayoritasnya dikuasai oleh Ooredoo Asia Pte Ltd (Qatar Telecom) sebanyak 65%. Sisanya sekitar 20,71% beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham ISAT tercatat naik 12,3% setelah debat capres tersebut.Menurut Betrand Reynaldi, Kepala Riset Daewoo Securities Indonesia, respon pasar atas rencana Jokowi tersebut merupakan hal yang wajar. Namun, terkait rencana buyback saham ISAT, hal itu perlu dicermati lebih lanjut. Dia menjelaskan, untuk dapat melakukan buyback, pemerintah harus mendapat persetujuan DPR. "Lagipula, rencana buyback yang akan dilakukan pemerintah haruslah melalui kajian-kajian sehingga diketahui harga wajar saham ISAT," imbuhnya. Dari sisi kinerja, Daewoo Securities mencatat bahwa pendapatan ISAT pada kuartal pertama 2014 sebesar Rp 5,7 triliun, turun 0,3% year on year dari Rp 5,8 triliun. Sementara, laba bersih ISAT pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat naik 28,6% yoy menjadi Rp 800,1 miliar. "Kami menemukan bahwa peningkatan siginifikan pada laba bersih kuartal I 2014 ditopang oleh keuntungan hasil penjualan aset (kepemilikan 5% pada TBIG) dan menurut kami hal tersebut tidak akan berulang pada periode mendatang," jelasnya.Itu sebabnya, Daewoo Securities menyarankan kepada investor untuk tetap memperhatikan fundamental ISAT di tengah wacana buyback oleh pemerintah. Catatan saja, pada pukul 10.31 WIB, saham ISAT tercatat diam di tempat di level Rp 3.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Buyback ISAT, analis sarankan lihat fundamental
JAKARTA. Wacana pembelian kembali (buyback) saham PT Indosat Tbk (ISAT) mengemuka saat debat capres di salah satu stasiun televisi pada Minggu (22/6). Pada saat itu, salah satu kandididat, Joko Widodo berencana membeli kembali saham ISAT yang yang dulu dijual oleh pemerintah Indonesia ke Singapore Technologies Telemedia (STT) senilai Rp 5,62 triliun. STT merupakan anak usaha Singapore Telecom (SingTel). Saat ini, pemerintah Indonesia memiliki 14,29% saham ISAT, sedangkan mayoritasnya dikuasai oleh Ooredoo Asia Pte Ltd (Qatar Telecom) sebanyak 65%. Sisanya sekitar 20,71% beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham ISAT tercatat naik 12,3% setelah debat capres tersebut.Menurut Betrand Reynaldi, Kepala Riset Daewoo Securities Indonesia, respon pasar atas rencana Jokowi tersebut merupakan hal yang wajar. Namun, terkait rencana buyback saham ISAT, hal itu perlu dicermati lebih lanjut. Dia menjelaskan, untuk dapat melakukan buyback, pemerintah harus mendapat persetujuan DPR. "Lagipula, rencana buyback yang akan dilakukan pemerintah haruslah melalui kajian-kajian sehingga diketahui harga wajar saham ISAT," imbuhnya. Dari sisi kinerja, Daewoo Securities mencatat bahwa pendapatan ISAT pada kuartal pertama 2014 sebesar Rp 5,7 triliun, turun 0,3% year on year dari Rp 5,8 triliun. Sementara, laba bersih ISAT pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat naik 28,6% yoy menjadi Rp 800,1 miliar. "Kami menemukan bahwa peningkatan siginifikan pada laba bersih kuartal I 2014 ditopang oleh keuntungan hasil penjualan aset (kepemilikan 5% pada TBIG) dan menurut kami hal tersebut tidak akan berulang pada periode mendatang," jelasnya.Itu sebabnya, Daewoo Securities menyarankan kepada investor untuk tetap memperhatikan fundamental ISAT di tengah wacana buyback oleh pemerintah. Catatan saja, pada pukul 10.31 WIB, saham ISAT tercatat diam di tempat di level Rp 3.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News