Buyback saham, Bukit Asam (PTBA) menyiapkan dana Rp 300 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 300 miliar. Jumlah saham yang dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor.

Buyback bakal dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tiga bulan, mulai 17 Maret 2020 sampai dengan 16 Juni 2020. Perusahaan tambang batubara ini akan membeli kembali saham-saham tersebut pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen PTBA.

Yang jelas, pembelian kembali tersebut akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga penutupan perdagangan sebelumnya. PTBA menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melaksanakan buyback ini.


Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) akan mulai buyback saham

Berdasarkan keterbukaan informasi PTBA, Senin (16/3), dana buyback yang sebesar Rp 300 miliar ini bersumber dari kas internal. Nilai tersebut belum termasuk biaya transaksi pembelian kembali saham.

Meskipun begitu, manajemen PTBA menyatakan bahwa buyback ini tidak akan membawa dampak material pada operasional PTBA sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target. Selain itu, potential loss dari pengalihan aset berupa kas menjadi saham treasury diprediksi tidak akan mempengaruhi pendapatan PTBA secara signifikan. Malahan, dengan asumsi dana tersebut ditempatkan pada deposito bertenor 12 bulan, PTBA justru akan memperoleh pendapatan bunga 6,25% per tahun.

PTBA juga yakin, realisasi buyback ini tidak akan memberi dampak negatif pada kegiatan usahanya. Alasannya, PTBA memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha. Sebagai gambaran, per Desember 2019, aset PTBA mencapai Rp 26,1 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 18,42 triliun.

Baca Juga: Dua bank pelat merah gelontorkan Rp 4,8 triliun untuk buyback saham

Langkah buyback saham ini diambil sehubungan dengan kondisi perdagangan saham di BEI yang sejak awal tahun 2020 mengalami tekanan signifikan. Sebagaimana diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 25,54% sepanjang tahun ini ke level 4.690,65 per Senin (16/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati