Buyback Saham Menyerbu Pasar yang Sedang Lesu, Simak Rekomendasi Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun dua hari beruntun dengan penurunan 2,35%. Di tengah pasar yang sedang muram, aksi pembelian kembali (buyback) saham tetap semarak.

Contohnya PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) yang memulai buyback hari ini (15/3) hingga 15 Juni 2023. Emiten properti yang dikenal dengan nama Triniti Land ini menyiapkan dana hingga Rp 30 miliar untuk membeli kembali sahamnya.

Pekan lalu, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) sudah terlebih dulu memulai periode buyback dengan alokasi biaya Rp 50 miliar. Dengan persiapan dana yang sama, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) berencana melakukan aksi serupa.


Buyback dengan porsi yang lebih jumbo bakal dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Buyback Saham

BBNI akan membeli kembali saham dengan nilai maksimal Rp 905 miliar. LPPF berencana merealisasikan buyback dengan biaya hingga Rp 1 triliun. Sedangkan BBRI dan MTEL menyiapkan dana hingga Rp 1,5 triliun untuk membali kembali sahamnya.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, melihat momentum koreksi pasar membuat harga saham sejumlah emiten terdiskon. Hal ini menjadi salah satu pendorong emiten menggelar buyback.

Dengan begitu, emiten bisa membeli di harga bawah atau minimal tidak membeli saat harga premium. "Diharapkan mampu menjaga harga saham dan meredam tekanan jual di tengah koreksi market," ujar Daniel kepada Kontan.co.id, Rabu (15/3).

Meski begitu, dampak terhadap pergerakan setiap saham akan berbeda. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti outlook bisnis dan fundamental emiten, valuasi saham, anggaran yang disiapkan, hingga jangka waktu pelaksanaan buyback.

Baca Juga: Alokasikan Rp 1 Triliun, Matahari Department Store (LPPF) Berencana Buyback Saham

Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menambahkan, aksi buyback pada umumnya didasarkan oleh harga saham yang masih undervalued. Emiten pun memilki kecukupan cash serta memberikan sinyal punya rencana dan prospek bisnis yang lebih apik.

"Aksi buyback dapat memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga sahamnya dengan meningkatkan permintaan saham, yang diharapkan harganya kembali terapresiasi," imbuh Lukman.

Momentum Jangka Pendek

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menilai sinyal positif yang dikirim lewat buyback bisa membantu menenangkan investor di tengah ketidakpastian pasar. Meski biasanya hanya memberi efek secara jangka pendek.

Aksi buyback ini pun ditaksir belum signifikan mendongkrak likuiditas pasar saham secara umum. Apalagi emiten dengan dana jumbo belum memulai buyback dan aksi ini akan dilakukan secara bertahap.

Bagi pelaku pasar yang ingin memanfaatkan momentum, ada dua skenario yang bisa dipilih. Untuk emiten besar dengan dana buyback jumbo, investor bisa menyiapkan jangka waktu yang lebih panjang dengan membeli secara bertahap.

Momentum beli akan lebih menarik saat harga sedang turun. "Namun untuk emiten yang medium size, aksi korporasi ini bisa dimanfaatkan untuk jangka pendek saja," imbuh Martha.

Baca Juga: Menanti Dividen Jumbo dari Emiten

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, mengingatkan investor perlu mencermati risiko pasar yang ada saat ini. Sehingga seleksi saham berdasarkan fundamental, prospek bisnis, dan valuasi menjadi lebih urgen untuk bisa mendapatkan potential upside yang memadai.

Di antara emiten yang akan dan sedang menggelar buyback, Arjun melihat saham BBRI dan BBNI menjadi pilihan yang paling menarik. Terlebih dari sisi price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV)  keduanya masih undervalued.

Hitungan Arjun, BBRI memiliki PER 13,81x dan PBV 2,33x. Sedangkan BBNI punya PER 8,85x dan PBV 1,16x. Dibandingkan rata-rata PER emiten perbankan di sekitar 25,20x dan PBV 3,01x.

Daniel juga menjagokan kedua saham itu. BBRI bisa akumulasi beli di sekitar Rp 4.550-Rp 4,650 dengan target Rp 5.200. Sedangkan akumulasi beli BBNI menarik di area Rp 8.300-Rp 8.700 dengan target harga di level Rp 10.200.

Martha turut merekomendasikan BBRI dan BBNI dengan target harga masing-masing di Rp 6.100 dan Rp 12.500. Selain dua saham plat merah itu, Martha memilih saham LPPF dengan target harga di Rp 5.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati