Buyung Poetra (HOKI) berpotensi diuntungkan dari aturan HET



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk penjualan beras medium dan premium dinilai bukan menjadi masalah besar bagi PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI). Emiten ini berpotensi terhindar dari risiko persaingan pasar berkat beleid tersebut.

Kepala Riset Narada Asset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe berpendapat, kebijakan HET justru bisa meminimalisir perang harga antar produsen beras yang ujung-ujungnya bisa mempengaruhi permintaan dari konsumen.

Dengan adanya HET, para produsen beras tidak lagi bisa serta-merta menaikkan harga produknya melebihi batas yang tertera pada aturan tersebut. “Di sini HOKI dituntut untuk beradu efisiensi dalam mempertahankan marjin dengan produsen lainnya,” katanya, Selasa (4/9).


Karena efisiensi kali ini berperan penting dalam sukses atau tidaknya produsen beras dalam meraih untung, aturan HET juga bisa membuat para pesaing baru di industri produksi dan penjualan beras lebih sulit untuk memasuki pasar. Hal ini berdampak pada berkurangnya risiko persaingan pasar yang dihadapi oleh HOKI.

Kiswoyo menilai, longgarnya persaingan merupakan peluang bagi HOKI untuk menjadi pemasok utama beras premium bermerek di berbagai tempat. Maka dari itu, tantangan terbesar bagi emiten tersebut adalah menjaga kualitas beras yang diproduksinya.

“Ini bukan perkara mudah, karena perbedaan jenis tanah bisa mempengaruhi kualitas beras walaupun bibit yang ditanam sama,” ujar Kiswoyo.

Selain itu, HOKI juga dituntut bisa mengantisipasi ancaman kemarau atau musim hujan berkepanjangan yang kerap melanda sejumlah sentra pertanian Indonesia di tiap tahun.

Terlepas dari itu, Kiswoyo tetap merekomendasikan beli saham HOKI dengan target harga Rp 1.000 per saham. Ia memprediksi, pendapatan HOKI berpotensi mencapai Rp 1,37 triliun di akhir tahun nanti. Adapun laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 53 miliar.

Sebagai catatan, hari ini (4/9), saham HOKI ditutup turun 2,17% ke level Rp 900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi