BWPT andalkan cashflow untuk kurangi beban utang



JAKARTA. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) memiliki utang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 1 triliun. Emiten perkebunan itu bakal mengandalkan cash flow untuk mengurangi beban utangnya tersebut.

"Akan kami lunasi menggunakan hasil operasional," tambah Henderi Djunaidi, Direktur BWPT, Kamis (4/5).

Sejatinya, rencana pengurangan beban utang juga merupakan rencana serupa dari FIC Properti Sdn Bhd (FICP). Anak usaha Federal Land Development Authority (Felda) tersebut akan memperbaiki neraca keuangan BWPT pasca akuisisi.


Salah satunya, dengan rencana pengurangan beban utang. Hal ini dilakukan demi mengoptimalkan kinerja BWPT ke depannya. Sebab, dengan posisi beban utang seperti saat ini, BWPT sulit menambah pinjaman sebagai modal ekspansi.

Sayang, manajemen masih enggan merinci detail skema lanjutan yang akan digunakan untuk mengurangi beban utangnya itu.

"Akuisisi itu baru saja usai, sehingga belum ada pembicaraan detil terkait arah Felda untuk mengendalikan BWPT ke depannya," tambah Deddy Setiaji, Sekretaris Perusahaan BWPT.

Mengingatkan saja, resminya Felda untuk menguasai BWPT ditandai dengan crossing saham yang terjadi sekitar pertengahan April lalu.

Nilai transaksi saham BWPT di pasar negosiasi saat itu mencapai Rp 6,7 triliun dengan melibatkan 116,6 juta lot saham di harga Rp 576 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto