BWPT beli Green Eagle plus utang



JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) mengincar dana Rp 10,53 triliun sampai Rp 11,11 triliun melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Dengan perolehan dana segar tersebut, BWPT ingin mengakuisisi Green Eagle Holdings Pte. Ltd. yang bernilai Rp 10,53 triliun.

Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan BWPT menjelaskan, nilai Green Eagle tersebut termasuk utang perusahaan tersebut. "Itu termasuk mengambil alih utang Green Eagle sekitar Rp 1,9 triliun," ungkapnya, Senin (29/9).

Ia menyebut bahwa awalnya Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) menilai harga Green Eagle adalah Rp 10,8 triliun. Namun melalui proses negosiasi, harganya turun menjadi Rp 10,53 triliun. Ia menambahkan, harga bisa disebut tidak wajar bila berada di atas 7,5% penilaian KJPP.


Green Eagle memiliki 77.000 hektar lahan tertanam dengan jumlah land bank 250.000 hektar. Kelik bilang, pengambilan Green Eagle ini bertujuan untuk memperoleh land bank. Sehingga setelah melebur nanti, BWPT akan memiliki 137.000 lahan tertanam dan 490.000 hektar land bank.

Rata-rata usia tanaman Green Eagle adalah 8,6 tahun. General Manager Investment PT Rajawali Corpora, Adam Jaya Putra mengatakan, 40% tanaman Green Eagle masih immature. Sehingga potensi berkembangnya pun dinilai masih tinggi. Adam bilang, Green Eagle konsisten menanam sekitar 10.000 hektar lahan tiap tahun.

Dengan mengakuisisi ini, BWPT pun akan menggenjot perdagangan. Pasalnya, perdagangan kelapa sawit bisa meraih untung besar dari biaya transportasi. Adapun, Green Eagle tercatat memiliki lahan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Papua.

Dari segi keuangan, Kelik menyatakan bahwa leverage BWPT akan tinggi dengan aksi rights issue ini. Pada posisi Juni, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) BWPT yakni 1,6x. Lalu jika aksi ini terjadi, DER-nya akan turun menjadi 0,5x. Sehingga, BWPT menjadi leluasa memperoleh pendanaan eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia