BWPT Berharap Lonjakan Harga CPO di Kuartal IV



JAKARTA. Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT BW Plantation Tbk (BWPT) merosot tipis. Pada Mei 2010 tercatat produksi CPO perusahaan ini mencapai 7.467 ton, tumbuh 9,2 % dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, jika dihitung sejak Januari 2010, produksi BWPT merosot 5,1% dari periode yang sama tahun lalu. Saat itu produksi CPO BWPT 37.141 ton.

Tingkat produksi ini baru mencerminkan 30,5% target total produksi CPO pada 2010, sebesar 102.000 ton. Target ini meningkat 12% daripada produksi CPO BWPT tahun lalu yang mencapai 91.000 ton.

Meski masih jauh dari sasaran, manajemen BWPT yakin bisa mencapai target tersebut. “Menjelang akhir tahun biasanya produksi meningkat,” ujar Sekretaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantono.


Analis AAA Securities Herman koeswanto menilai, selain faktor produksi, kinerja BWPT juga dipengaruhi oleh harga CPO. Dalam beberapa pekan terakhir, harga komoditi ini melemah lantaran permintaan juga lesu akibat lesunya ekonomi dunia.

Namun, Herman melihat, harga CPO berpeluang naik lagi. Potensi terjadi El Nina menyebabkan curah hujan berlebihan sehingga panen mungkin terganggu. Minimnya pasokan akan mengerek harga. "Apalagi memasuki semester II biasanya permintaan meningkat, terutama menjelang Lebaran," ucap dia.

Herman juga mengungkapkan, institusi asing yang memiliki saham BWPT per Mei 2010 bertambah 12,8%. “Ini menunjukkan peningkatan optimisme investor terhadap BWPT sebagai portofolio jangka panjang,” kata dia.

Analis Danareksa Bonny B. Setiawan bahkan yakin produksi BWPT akan mencapai 106.000 ton tahun ini, setara 28 ton per hektare (ha). Rasio jumlah pohon sawit di banding luas lahan di BWPT memang di atas rata-rata industri. “BWPT sanggup menanam 148 pohon sawit per ha, yang lain 136 pohon,” kata dia.

Tanaman baru

Dalam jangka panjang, mulai 2014 nanti BWPT menargetkan produksi CPO mereka mencapai 250.000 ton per tahun. Kenaikan target ini didorong penambahan pohon sawit mereka mulai produktif.

Menurut data Danareksa, mulai Mei lalu, BWPT melakukan penanaman baru di lahan seluas 3.820 ha. Sekitar 114 ha di antaranya merupakan lahan sawit plasma.

BWPT juga terus memperluas lahan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. “Tetapi perlu diingat, panen kelapa sawit sangat tergantung curah hujan,” ucapnya mengingatkan. Tanaman sawit juga baru bisa dipanen setelah berusia sekitar tiga tahun.

Ricardo Silaen, Analis Kim Eng Securities, menambahkan, saat ini BWPT memiliki lahan seluas 95.246 ha. Dari 41.448 ha yang sudah ditanami, baru sekitar 13.634 ha yang telah berproduksi.

Jadi, menurut dia, produksi BWPT dan target produksi ke depan masih sesuai dengan estimasinya. “Saya rekomendasikan beli dengan target harga Rp 840,” ucap dia.

Herman juga merekomendasikan beli saham BWPT dengan target harga Rp 830 per saham. Bonny pun memberi rekomendasi serupa. Cuma, ia memangkas target harga saham BWPT dari Rp 850 per saham pada Maret lalu, menjadi Rp 810 per saham pada bulan ini. “Produksinya turun,” dalihnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can