BWPT telah menggunakan separuh belanja modal



JAKARTA. Produsen kelapa sawit tetap getol berekspansi meski industri melempem. PT BW Plantation Tbk (BWPT), contohnya, telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sesuai rencana.

Dari total capex 2013 senilai Rp 1 triliun, hingga Mei 2013, perusahaan ini sudah merealisasikan 50% setara Rp 500 miliar. Sementara pada kuartal I tahun ini, BWPT merealisasikan capex 19% atau setara dengan Rp 190 miliar.

Menurut Direktur Utama BW Plantation, Abdul Halim Bin Ashari, dana tersebut untuk ekspansi seperti mengakuisisi kebun greenfield atau lahan belum ditanami di Kalimantan Barat. Luas lahan hasil akuisisi tersebut 6.000 hektare (ha).


Abdul bilang, akuisisi tersebut tuntas di April 2013. Nilai transaksi mencapai Rp 25 miliar. "Ini bagian dari target jangka panjang perusahaan memenuhi kepemilikan lahan seluas 100.000 ha," tutur dia, Rabu (12/6).

Perusahaan ini juga mengalokasikan dana untuk menambah lahan tertanam. Hingga kuartal II-2013, lahan tertanam BWPT mencapai 1.500 ha. Abdul berujar, eksekusi lahan tertanam akan dilakukan di kuartal III dan kuartal IV tahun ini.

Selain itu, emiten ini juga tengah menambah kapasitas pabrik. Direktur BWPT, Kelik Irwantono, bilang, BWPT tengah menambah mesin di pabrik Kalimantan Selatan. Penambahan mesin ini akan meningkatkan produksi dari 45 ton per jam menjadi 60 ton per jam. "September nanti produksinya sudah bisa maksimal. Saat ini proyek masih berjalan," kata dia.

BWPT juga sedang membangun pabrik baru di Kalimantan Barat. Kapasitas pabrik baru tersebut 60 ton per jam dan diharapkan beroperasi Januari 2014.

Rangkaian ekspansi BWPT tersebut diharapkan bisa meningkatkan total produksi tahun ini. Abdul bahkan optimistis, BWPT bisa meningkatkan produksi 20% di tahun ini dari produksi tahun 2012 sebanyak 529.423 ton.

Abdul bilang, kenaikan produksi tersebut bisa meningkatkan pendapatan di 2013. Namun, dia enggan menyebut target pertumbuhan pendapatan BWPT tahun ini.

Yang jelas, BWPT juga meraih kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP). Abdul bilang, ASP BWPT naik 15%-20% dari kuartal I-2013 sebesar Rp 6.022 per kilogram (kg) menjadi Rp 7.200 per kg di kuartal II tahun ini. Menurut dia, rebound harga CPO ini seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan pelemahan rupiah. Selain itu, nilai tukar dollar AS yang naik di Rp 10.000 ikut meningkatkan harga harga jual minyak kelapa sawit BWPT hingga 8%.

BWPT juga meraih keuntungan dari sistem penjualan crude palm oil (CPO) yang berbasis kontrak. Sejauh ini, 80% penyerap CPO BWPT adalah Wilmar dan Sinar Mas. Abdul bilang, kenaikan produksi ini bersamaan dengan jumlah lahan matang yang meningkat. Tahun ini, BWPT memiliki jumlah lahan matang siap produksi mencapai 14.000 ha. Sehingga, total lahan mature tahun ini mencapai 41.448 ha. Harga BWPT, Rabu (12/6), naik 8,89% ke Rp 980.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana