JAKARTA. Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Indonesia menilai komitmen pemerintah terhadap koperasi lebih banyak bersifat slogan. Ketua II Perhimpunan BMT Indonesia Awali Rizky beralasan pemerintah tak bersungguh-sungguh memberdayakan koperasi.Padahal, Awali menilai koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang penting di Indonesia baik dari kinerja keuangan maupun jumlah masyarakat yang dilayaninya. Dia mencontohkan seperti BMT.Menurutnya, sampai dengan pertengahan 2006 ada sekitar 3.200 koperasi yang beroperasi di Indonesia dengan aset total mencapai Rp 2 triliun. Jumlah anggota masyarakat yang dilayani mencapai tiga juta orang. "Dengan jumlah pekerja yang terserap sebanyak 60.000 orang,” paparnya (28/9).Dia juga mengingatkan, lembaga keuangan mikro lebih tahan terhadap goncangan perekonomian Indonesia. Karena itu, dia menyayangkan sikap pemerintah yang cenderung mendukung pengembangan ekonomi yang berbasis kepemilikan asing.Salah satu parameter kuatnya kepemilikan asing itu, menurut Awalil, tercermin lewat porsi kepemilikan atas bank yang terus meningkat. Tahun ini, dia mengungkapkan kepemilikan asing sudah mencapai 60%. Akibat dominasi asing, dia bilang, koperasi pelaku utama ekonomi Indonesia sulit bangkit. Untuk itu, ia berharap pemerintah lebih memberi perhatian pada BMT selaku koperasi penyedia jasa keuangan syariah supaya tidak tergerus bank-bank asing yang belum tentu berpihak pada kepentingan ekonomi Indonesia. Dalam data terbaru di tahun 2010, diperkirakan ada 3.900 BMT yang beroperasi, dengan total aset mencapai Rp 4 triliun. Namun, jumlah nasabahnya tidak mengalami perubahan secara signifikan tetap berada di kisaran 3 juta orang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BWT: Komitmen pemerintah terhadap koperasi hanya slogan
JAKARTA. Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Indonesia menilai komitmen pemerintah terhadap koperasi lebih banyak bersifat slogan. Ketua II Perhimpunan BMT Indonesia Awali Rizky beralasan pemerintah tak bersungguh-sungguh memberdayakan koperasi.Padahal, Awali menilai koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang penting di Indonesia baik dari kinerja keuangan maupun jumlah masyarakat yang dilayaninya. Dia mencontohkan seperti BMT.Menurutnya, sampai dengan pertengahan 2006 ada sekitar 3.200 koperasi yang beroperasi di Indonesia dengan aset total mencapai Rp 2 triliun. Jumlah anggota masyarakat yang dilayani mencapai tiga juta orang. "Dengan jumlah pekerja yang terserap sebanyak 60.000 orang,” paparnya (28/9).Dia juga mengingatkan, lembaga keuangan mikro lebih tahan terhadap goncangan perekonomian Indonesia. Karena itu, dia menyayangkan sikap pemerintah yang cenderung mendukung pengembangan ekonomi yang berbasis kepemilikan asing.Salah satu parameter kuatnya kepemilikan asing itu, menurut Awalil, tercermin lewat porsi kepemilikan atas bank yang terus meningkat. Tahun ini, dia mengungkapkan kepemilikan asing sudah mencapai 60%. Akibat dominasi asing, dia bilang, koperasi pelaku utama ekonomi Indonesia sulit bangkit. Untuk itu, ia berharap pemerintah lebih memberi perhatian pada BMT selaku koperasi penyedia jasa keuangan syariah supaya tidak tergerus bank-bank asing yang belum tentu berpihak pada kepentingan ekonomi Indonesia. Dalam data terbaru di tahun 2010, diperkirakan ada 3.900 BMT yang beroperasi, dengan total aset mencapai Rp 4 triliun. Namun, jumlah nasabahnya tidak mengalami perubahan secara signifikan tetap berada di kisaran 3 juta orang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News