BYAN mengubah skema penerbitan utang US$ 600 juta



KONTAN.CO.ID - Teknis penerbitan notes PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai US$ 600 juta atau setara lebih dari Rp 8 triliun berubah. Emiten batubara itu membatalkan rencana penerbitan melalui anak usahanya.

Berdasarkan prospektus terbaru dari perusahaan, Senin (21/8), penerbitan notes tidak lagi diterbitkan melalui anak usaha, melainkan langsung oleh BYAN. Padahal, BYAN sudah sempat membentuk anak usaha bernama BR 1 PTE LTD pada 20 Juli lalu. 

Perusahaan ini memiliki jumlah modal disetor 100 saham senilai US$ 100. Kegiatan utama BR 1 PTE LTD anak tadinya antara lain untuk pemberian jaminan, pemberian dan peminjaman uang baik dalam bentuk surat utang atau lainnya. Hingga berita ini diturunkan, manajemen belum bersedia memberikan alasan dibalik pembatalan tersebut.


Mengingatkan saja, BYAN akan mencatatkan notes tersebut di Bursa Efek Singapura. Surat utang ini berjangka waktu tujuh tahun sejak diterbitkan yaitu pada tahun 2024 dengan bunga sebesar-besarnya 10% per tahun.

BYAN akan menggunakan dana hasil penerbitan notes untuk refinancing utang. Utang yang dimaksud adalah fasilitas pinjaman berjangka senilai US$ 544,21 juta dan fasilitas modal kerja US$ 34 juta. Kedua fasilitas itu berasal dari ANZ Bank, Bank Mandiri, HSBC, JP Morgan Chase Bank, dan sejumlah kreditur lain.

Fasilitas ini memiliki tingkat bunga 4%-6,75% per tahun di atas LIBOR. Jatuh tempo utang masih 31 Desember 2020. Tapi BYAN juga memiliki opsi perpanjangan hingga 31 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati