BYD Respons Positif Kebijakan Insentif Impor Mobil Listrik CBU



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT BYD Motor Indonesia antusias dengan kehadiran beleid pembebasan pajak impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU). BYD pun siap untuk bersaing dengan para kompetitor lain di pasar mobil listrik Indonesia.

Sebagai pengingat, belum lama ini pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah untuk impor mobil listrik utuh atau completely built up (CBU) melalui Peraturan Menteri Investasi (Permeninves) No. 6 Tahun 2023. 

Insentif yang berlaku sampai akhir 2025 tersebut hanya diberikan kepada produsen otomotif yang berkomitmen memproduksi mobil listrik di Indonesia.


Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik BYD Melejit di Saat Tesla Terus Merosot

Head of Marketing BYD Motor Indonesia Luther T. Pandjaitan menyampaikan, sebagai perusahaan yang selalu mengikuti regulasi pemerintah, BYD sangat memperhatikan kebijakan insentif bebas bea masuk dan PPnBM untuk impor mobil listrik CBU. 

"Kami sangat menyambut baik keputusan pemerintah, khususnya dalam perkembangan mobil listrik di Indonesia. Sebab, itu merupakan refleksi keseriusan pemerintah bahwa mobil listrik menjadi sebuah keniscayaan secara global," ungkap dia kepada Kontan, Kamis (4/4).

BYD akan mematuhi aturan insentif tersebut sebagai dukungan untuk memperkuat perkembangan industri mobil listrik di Tanah Air dan mempermudah konsumen untuk memiliki produk-produk BYD. "Inisiatif ini akan kami jalankan saat kami sudah dapat memenuhi seluruh kewajiban yang ditetapkan pemerintah," tukas dia.

BYD sendiri sudah berkomitmen untuk berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Luther bilang, rencana pengembangan pabrik BYD di Indonesia sudah mulai dibicarakan dengan pemerintah, terutama agar seluruh prosesnya dapat berjalan sesuai regulasi yang berlaku.

Dalam catatan KONTAN, investasi BYD di Indonesia dapat mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 20,28 triliun. Sebelum membangun pabrik, BYD telah menjual tiga model mobil listrik di pasar Indonesia yaitu BYD Dolphin (harga Rp 425 juta), Seal (Rp 629 juta dan Rp 719 juta), serta Atto 3 (Rp 515 juta).

BYD juga menanggapi kehadiran kompetitor baru dari sesama pabrikan China di pasar otomotif nasional, seperti BAIC dan GAC Aion. Menurut Luther, selama tiga dekade BYD berdiri di ranah global, perusahaan ini selalu membawa semangat kolaborasi. 

Baca Juga: Harga Mobil Listrik BYD di China Turun, Bagaimana dengan Indonesia?

"BYD berfokus untuk memberikan yang terbaik dari kami untuk masyarakat di mana kami berada, baik dari sisi fitur, desain, dan teknologi canggih kepemilikan BYD dengan harga yang kompetitif," imbuh dia.

Pada akhirnya, dengan hadirnya banyak pilihan mobil listrik di Indonesia saat ini, diharapkan ekosistem mobil listrik akan dapat berkembang cepat. 

Lantas, fokus BYD adalah pada visi yang ingin perusahaan wujudkan, yaitu memperkenalkan gaya hidup berkendara yang lebih ramah lingkungan sehingga masyarakat dapat hidup bersama dengan kendaraan elektrifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .