Cacar Monyet di Jakarta Meningkat, Ini Cara Penularan dan Gejala Cacar Monyet



KONTAN.CO.ID -  Kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, dilaporkan meningkat. 

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (23/10), per tanggal 22 Oktober 2023, jumlah kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi 7 kasus. 

Seluruh kasus tersebut ditemukan di wilayah DKI Jakarta. Pasien terkonfirmasi merupakan laki-laki produktif usia 25-39 tahun. 


Mengingat kasus monkeypox yang bertambah, masyarakat perlu waspada dan memahami apa itu penyakit cacar monyet. 

Baca Juga: Ragam Faktor Penyebab Perut Sering Kembung dan Cara Tepat Mengatasinya

Penyebab dan cara penularan cacar monyet

Cacar monyet (monkeypox) adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. 

Mengutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), virus ini masuk dalam genus Orthopxvirus yang didalamnya juga terdapat virus penyebab cacar. 

Penyakit ini pertama kali ditemukan di daratan benua Afrika, tepatnya di Republik Demikratik Kongo pada tahun 1970. Penyakit cacar monyet ini banyak ditemukan di negara-negara Afrika Tengah dan Afrika Barat. 

Namun pada tahun 2022 lalu, kasus monkeypox dilaporkan ditemukan di negara-negara non endemis yakni negara Eropa, Amerika, dan Western Pacific. 

Penyakit ini dapat ditularkan melalui beberapa cara, yakni: 

  • Gigitan atau cakaran hewan terinfeksi virus cacar monyet. Hewan yang bisa menginfeksi diantaranya yakni kera, monyet, tikus, dan tupai.
  • Ibu hamil pada janin melalui plasenta
  • Mengonsumsi daging yang terinfeksi
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka dari pasien cacar monyet
  • Benda yang terkontaminasi virus cacar monyet seperti pakaian.
Baca Juga: 11 Manfaat Seledri & Kandungan Nutrisinya, Bisa Turunkan Tensi Hingga Kolesterol

Gejala-gekala cacar monyet

Gejala cacar monyet yang bisa timbul dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala ini mirip dengan cacar air, namun cacar air dan cacar monyet berbeda.

Cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. 

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi ada beberapa kasus dimana masa inkubasinya antara 5 hingga 21 hari. Gejala cacar monyet, dikutip dari Alodokter dan Kemenkes, yakni:

  • Sakit kepala
  • Demam akut diatas 38,5 derajat Celcius
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Lelah
  • Muncul lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)
Dalam 1 sampai 3 hari atau bisa lebih lama setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, cacar monyet dapat menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Mengingat sudah ada beberapa kasus cacar monyet yang ditemukan di Jakarta, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pencegahan. Beberapa tindakan yang pencegahan infeksi virus cacar monyet diantaranya:

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
  • Cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi
  • Memasak daging dengan benar dan matang
Demikian informasi tentang cacar monyet atau monkeypox. Tetap jaga kebersihan dan konsumsi makanan tinggi nutrisi agar daya tahan tubuh meningkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News