Cacat Produksi, Honda Tarik 646.000 Mobil



JAKARTA. Belum selesai rencana penarikan atau recall jutaan mobil Toyota Motor Corp., produsen otomotif raksasa Jepang lain, Honda Motor Co., pada Jumat pekan lalu (29/1), juga mengumumkan menarik 646.000 unit mobil buatannya dari pasar dunia.

Model yang akan ditarik adalah Honda Fit, Jazz, dan City yang beredar di beberapa negara, termasuk 140.000 unit dari pasar Amerika Serikat (AS). Juru Bicara Honda wilayah Inggris, seperti dikutip Reuters dan Bloomberg, Sabtu (30/1), mengatakan, mobil yang ditarik adalah produksi tahun 2002 sampai 2008.

Rencananya, Honda akan melakukan recall di pasar Afrika Selatan, Eropa, dan Asia. Sedangkan negara-negara yang masuk dalam rencana recall antara lain Jepang, China, Brazil, Thailand, Malaysia, Singapura, dan India.


Di pasar Afrika Selatan, Honda akan menarik semua Honda Jazz buatan tahun 2002-2008. "Sedang di Inggris, jumlah yang akan ditarik mencapai 172.000 unit," ungkap juru bicara itu.

Honda menarik produk-produk itu karena memiliki masalah pada panel power window di samping pengemudi. Panel ini tidak antiair sehingga cairan yang masuk bisa menimbulkan hubungan arus pendek. Yang terparah, ini berpotensi menimbulkan kebakaran.

Asal tahu saja, September 2009 lalu, di Cape Town, Afrika Selatan, seorang anak berusia dua tahun bernama Vanilla Nurse, tewas di dalam mobil Jazz yang tiba-tiba terbakar.

Nah, Honda akan mengganti panel jendela mobil yang ditarik tersebut dengan yang panel baru yang menggunakan bahan antiair.

Lantaran penarikan Honda sudah sampai Singapura dan Malaysia, muncul rumor bahwa penarikan Jazz bakal menyentuh Indonesia. Namun, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual Honda Prospect Motor (HPM), pemegang merek mobil Honda di Indonesia, memastikan, tidak ada penarikan Honda Jazz yang dijual di Indonesia. "Yang di Indonesia tidak ada," tegasnya.

Kalaupun ada, Jonfis bilang, HPM tidak akan menutup-nutupi. Soalnya, hal itu menyangkut masalah kepercayaan, reputasi, dan yang terpenting, keselamatan konsumen.

Editor: Johana K.