JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) tahun ini turun ke US$ 21 miliar dari posisi akhir tahun lalu US$ 25,4 miliar. Bila dilihat berdasarkan produk domestik bruto, CAD tahun ini turun ke 2,5% dari PDB dari posisi akhir tahun yang sebesar 2014 2,9% dari PDB. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan CAD ini diakibatkan penurunan ekspor yang diikuti dengan penurunan impor yang lebih tajam. Kondisi CAD yang lebih baik tahun ini berdampak positif bagi fundamental rupiah. Faktor-faktor fundamental dalam negeri seperti CAD dan inflasi yang mengalami perbaikan mendorong stabilitas rupiah. Hanya saja, dalam kondisi saat ini di tengah persoalan global acuan suku bunga Amerika dan krisis Yunani, rupiah mengalami tekanan. Maka dari itu, "BI akan terus melakukan pemantauan dan tidak ragu melakukan intervensi dalam pasar valuta asing (valas)," ujar Perry, Kamis (2/7).
CAD membaik, rupiah tetap tertekan
JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) tahun ini turun ke US$ 21 miliar dari posisi akhir tahun lalu US$ 25,4 miliar. Bila dilihat berdasarkan produk domestik bruto, CAD tahun ini turun ke 2,5% dari PDB dari posisi akhir tahun yang sebesar 2014 2,9% dari PDB. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan CAD ini diakibatkan penurunan ekspor yang diikuti dengan penurunan impor yang lebih tajam. Kondisi CAD yang lebih baik tahun ini berdampak positif bagi fundamental rupiah. Faktor-faktor fundamental dalam negeri seperti CAD dan inflasi yang mengalami perbaikan mendorong stabilitas rupiah. Hanya saja, dalam kondisi saat ini di tengah persoalan global acuan suku bunga Amerika dan krisis Yunani, rupiah mengalami tekanan. Maka dari itu, "BI akan terus melakukan pemantauan dan tidak ragu melakukan intervensi dalam pasar valuta asing (valas)," ujar Perry, Kamis (2/7).