Cadangan batubara tinggal 80 tahun lagi, setelah itu kita impor?



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tampaknya sudah cukup puas dengan cadangan terbukti batubara yang bisa diproduksi sampai tahun 2100.

Saat ini Badan Geologi mencatat bahwa Indonesia memiliki 39,83 miliar ton. Namun sayangnya, eksplorasi yang dilakukan para penambang terbilang minim.

Baca Juga: Industri Pertambangan Lesu, Produksi Alat Berat Tahun 2019 Turun premium


Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, produksi batubara Indonesia masih ada dalam batas aman hingga tahun 2100.

Asalkan, kata Bambang, tingkat produksi tahunan bisa terjaga di angka 400-an juta hingga 500-an juta ton. "Itu tergantung kontrol produksinya. Kalau 400-500 juta, ya sampai tahu 2100 masih oke," ujarnya, Kamis (25/7).

Menurut Bambang, ada sejumlah pertimbangan dalam menentukan kuota produksi batubara setiap tahunnya. Mulai dari kapasitas produksi perusahaan hingga kondisi pasar.

Bambang bilang, selama ini pihaknya cukup kerepotan untuk mempertahankan realisasi produksi batubara di kisaran 500-an juta ton. Hal itu lantaran jumlah pemegang izin produksi batubara yang terus bertambah.

"IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang diterbitkan daerah yang sudah berproduksi sudah 1.151. Daerah itu memproduksi besar juga sekarang," terang Bambang.

Baca Juga: Jaga stabilitas pasar, ESDM berhati-hati tentukan tambahan kuota produksi batubara

Di tempat yang sama, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengatakan, stakeholders batubara perlu didorong untuk terus melakukan eksplorasi. Tujuannya, agar cadangan batubara bisa terus bertambah.

Pasalnya, cadangan terbukti batubara Indonesia baru mencapai 39,83 miliar ton pada Desember tahun lalu. "Namun meningkat karena ada perpindahan dan peningkatan eksplorasi," ujarnya.

Sayang, hingga kini eksplorasi pertambangan di Indonesia masih tergolong minim. Kementerian ESDM mencatat, investasi yang dibelanjakan untuk eksplorasi tambang mineral dan batubara pada tahun ini hanya sebesar US$ 274 juta.

Jumlah itu setara dengan 4% dari total investasi di sektor minerba yang pada tahun 2019 ditargetkan mencapai US$ 6,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini