Cadangan CPO Malaysia diprediksi naik pada Oktober



JAKARTA. Cadangan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) Malaysia kemungkinan naik di bulan kedua. Produksi meningkat dalam delapan bulan beruntun sementara angka ekspor jatuh.

Menurut rata - rata surveiĀ Bloomberg terhadap tujuh penanam, pedagang, dan analis, cadangan CPO Malaysia bulan Oktober naik 7,7% menjadi 1,67 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board (MPOB), angka tersebut akan menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus 2015. Produksi CPO naik 0,6% menjadi 1,73 juta ton sementara ekspor turun 5,5% menjadi 1,37 juta ton. Data resmi dirilis tanggal 10 November.


Harga CPO naik ke level tertinggi sejak Maret 2014 pada bulan lalu akbibat kekhawatiran produksi tahun ini baik di Indonesia maupun Malaysia sebagai produsen utama akan turun dan menekan persediaan global.

"Kami memperkirakan ekspor jatuh pada bulan November sejalan dengan tren musiman," kata Ivy Ng, Regional Head of Plantations Research CIMB Investment Bank Bhd, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (4/11).

Menurut Phang Loy Fatt, seorang trader di Kuala Lumpur Kepong Bhd, dengan produksi yang diperkirakan menurun pada bulan November dan Desember 2016, output Malaysia bahkan tidak dapat mencapai 17,5 juta ton tahun ini. "Ini akan sangat mendukung harga seperti saat kita memulai siklus pasokan rendah di bawah 2 juta ton," katanya.

Dari data survey, output pada bulan Oktober terlihat 15% lebih rendah dibanding periode sama tahun 2015 dan terendah selama sebulan sejak 2010. "Harga mungkin diperdagangkan di atas RM 2.800 per metrik ton segera ketika keadaan tak terduga dan bahkan dapat menguji RM 3.000 dalam dua hingga tiga bulan ke depan," kata Phang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/11) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Januari 2016 Malaysia Derivative Exchange tergerus 1,4% di level RM 2.736 per metrik ton. Harga CPO meningkat 4,8% sepanjang bulan lalu dan mencapai RM 2.828 pada 24 Oktober, tertinggi sejak Maret 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto