KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir tahun 2023 mencapai US$ 146,4 miliar. Nilai cadangan devisa tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 27 bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, cadangan devisa tertinggi tercatat pada September 2021 mencapai US$ 146,9 miliar. Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, ada beberapa hal yang mendorong kenaikan cadangan devisa Indonesia.
Baca Juga: Ekonom Sebut Cadangan Devisa RI Bisa Cetak Rekor pada 2024, Ini Alasannya "Kenaikan cadangan devisa didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," ungkapnya, Senin (8/1). Menurut Erwin, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini juga berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor. Ke depan, BI optimistis, cadangan devisa akan tetap memadai, didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Ditambah, seiring dengan respons bauran kebijakan yang bank sentral dan pemerintah tempuh dalam menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan. Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja melihat, kenaikan cadangan devisa juga disokong oleh peningkatan pendapatan devisa dari hal lain. "Seperti peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, surplus neraca perdagangan, dan masuknya realisasi penanaman modal asing (PMA)," terang dia kemarin (8/1).
Baca Juga: Menilik Peluang dan Risiko Pergerakan Cadangan Devisa pada Tahun 2024 Enrico membeberkan, pada Desember 2023, ada aliran masuk dana asing ke pasar obligasi RI sebesar US$ 498,3 juta. Ini menunjukkan optimisme yang masih kuat terhadap prospek perekonomian Indonesia dan tekanan di pasar global yang mereda. Selain itu, investasi pada proyek-proyek strategis pemerintah, termasuk proyek-proyek yang berkaitan dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga menjadi salah satu sebab pertumbuhan PMA yang lebih kuat pada Desember 2023. Sementara Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, cadangan devisa pada akhir tahun 2024 ini mungkin mencapai kisaran US$ 150 miliar hingga US$ 155 miliar.
Baca Juga: Ini Saran Ekonom untuk Pemerintah Agar Efisiensi Investasi Meningkat Proyeksi dia, kenaikan cadangan devisa terjadi terutama di semester dua, yang dipicu penerbitan sukuk global dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa. Dengan prospek cadangan devisa tersebut, Josua juga yakin pergerakan nilai tukar rupiah tahun ini akan menguat. Ramalannya, kurs mata uang garuda di akhir 2024 nanti akan bergerak di kisaran Rp 15.000–Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini menguat dari Rp 15.397 per dolar AS pada akhir 2023 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli