Cadangan devisa China melompat



BEIJING. Di saat banyak negara mengeluh dengan kaburnya modal asing, China justru mencatat kenaikan cadangan mata uang asing di kuartal ketiga ini. Kenaikan pun cukup besar, karena terbesar dalam dua tahun terakhir ini.

Kondisi ini menjadi sinyal pemerintah China melakukan perlindungan terhadap aliran dana asing. Saat ini China masih bisa menaikkan cadangan devisa, bahkan ketika dua negara berkembang besar seperti Indonesia dan India saja tengah berjuang membendung keluarnya modal asing.

Cadangan devisa China mencapai rekor yaitu US$ 3,66 triliun di akhir September lalu. Menurut Bank of China, cadangan ini mengalami kenaikan dibandingkan Juni sebesar US$ 3,5 triliun. Kenaikan ini di luar ekspektasi karena median proyeksi awal dari para ekonomis hanya US$ 3,52 triliun.


Data juga memperlihatkan upaya PM Li Keqiang meningkatkan capital inflow padahal pasar di negara-negara berkembang tengah menderita gara-gara gencarnya capital  outflow. Terutama gara-gara kekhawatiran akan adanya pengecilan stimulus moneter yang akan dilakukan The Fed. Akibatnya Yuan menguat di periode Juli-September, sinyal adanya intervensi bank sentral  China untuk memperlambat laju keuntungannya dalam valas.6,1067 per dollar di Shanghai.

“Data foreign exchange mungkin merefleksikan China sebagai safe haven dan menyarankan hot money untuk datang ke negara itu, terutama dalam masa pasar yang bergejolak,” tutur Timothy Condon dari Head of Research ING Group NV di Singapura kepada Bloomberg. Sayangnya bank sentral China tidak memberikan keterangan apa pun untuk menerangkan kenaikan ini.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua ini mungkin akan tumbuh 7,8% setelah kondisinya membaik di kuartal terakhir. Sebelumnya diperkirakan pertumbuhannya hanya akan bisa mencapai  7,5%.

Editor: Djumyati P.