Cadangan devisa dinilai masih cukup untuk stabilkan rupiah



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah mengatakan, saat ini jumlah cadangan devisa (cadev) Indonesia masih cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah terdampak dari pandemi Corona (Covid-19).

Untuk itu, Piter menilai second line of defence Bank Indonesia (BI) baik berupa pinjaman ke International Monetary Fund (IMF) berupa Flexible Credit Line (FCL), maupun dari kerja sama swap arrangements bilateral ataupun multilateral, masih belum perlu digunakan.

Baca Juga: Perjanjian swap bilateral saat ini dinilai belum perlu diaktifkan, ini alasannya

"Rupiah memang tertekan cukup dalam, tapi sejauh ini pelemahan itu saya kira masih dapat dikendalikan dengan cadangan devisa yang dimiliki oleh BI," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).

Namun demikian, Piter tidak menutup kemungkinan bila BI dapat setiap saat menggunakan second line of defense, ketika tekanan rupiah sudah begitu besar dan cadev sudah tidak cukup lagi digunakan untuk menstabilkan rupiah.

Lebih lanjut, Piter menjelaskan bahwa cadev digunakan untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang luar negeri (ULN) pemerintah. Namun, di dalam kondisi rupiah yang mengalami tekanan, maka cadev juga digunakan untuk mengintervensi pasar guna menahan pelemahan rupiah.

Baca Juga: Pengamat: Penggunaan second line of defense oleh BI harus lihat waktu yang tepat

Editor: Noverius Laoli