Cadangan devisa diperkirakan mencapai US$ 137 miliar hingga akhir tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tergerus US$ 1,8 miliar pada September 2020, posisi cadangan devisa Oktober 2020 kembali mencatat penurunan.

Bank Indonesia (BI) menyebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar US$ 133,7 miliar, atau turun US$ 1,5 miliar dari posisi akhir September 2020 yang sebesar US$ 135,2 miliar.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, penurunan cadangan devisa pada bulan Oktober 2020 didorong oleh adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah. Pasalnya, nilai tukar rupiah nampak cenderung menguat sehingga tidak perlu adanya intervensi dari bank sentral.


“Rupiah bergerak menguat pada bulan Oktober 2020 akibat adanya dana aliran masuk dari pasar obligasi sebesar US$ 1,48 miliar,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (8/11).

Baca Juga: Cadangan devisa bulan Oktober 2020 tergerus US$ 1,5 miliar karena hal ini

Ke depan, pergerakan cadangan devisa diperkirakan masih akan berpotensi meningkat hingga akhir tahun 2020 dan bergerak di kisaran  US$ 135 miliar hingga US$ 137 miliar. Hal ini seiring dengan potensi peningkatan surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2020.

Penguatan NPI didorong oleh potensi aliran dana asing yang akan masuk kembali ke Indonesia pasca pemilhan presiden Amerika Serikat (AS), yang dimenangkan oleh Joe Biden.

Selain itu, potensi peningkatan surplus NPI juga ditopang oleh defisit transaksi berjalan atau current accoun deficit (CAD) yang diperkirakan masih akan tetap rendah dan bahkan bergerak lebih kecil dari 1,5% Produk Domestik Bruto (PDB).

Terjaganya level CAD serta keseimbangan eksternal tersebut didukung oleh kinerja neraca dangang Indonesia, yang masih berpotensi mengalami surplus, akibat peningkatan harga komoditas serta peningkatan aktivitas manufaktur di negara partner dagang Indonesia.

Akan tetapi, Josua melihat, peningkatan cadangan devisa akan terbatas karena adanya pembayaran utang luar negeri Indonesia, yang sejak akhir tahun 2019, mengalami peningkatan dari sisi utang jangka pendek.

Selanjutnya: Kerjasama keuangan bilateral BI-MAS diperpanjang, Ekonom BCA: Untuk secondary buffer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat