JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah mengorbankan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni merosot US$ 7 miliar hingga US$ 98,1 miliar atau ke posisi terendah dua tahun. Pengamat menilai bahwa ada beberapa hal yang perlu BI lakukan untuk mengembalikan posisi cadangan devisa tersebut. Pasalnya, kondisi cadangan devisa yang sehat mestinya di atas US$ 100 miliar. Direktur Investasi Manulife Financial, Alvin Pattisahusiwa melihat bahwa BI perlu memperhatikan hal-hal ini untuk meningkatkan cadangan devisa ke posisi normal. Pertama, yaitu Foreign Domestic Investment (FDI) yang masuk. Menurutnya, BI perlu mendorong capital inflow dari pasar modal. "Bila di Indonesia tak ada capital outflow lagi, akan menutup peluang orang melakukan arbitrase dengan menaruh di rupiah atau dollar," ucap Alvin, di Sampoerna Strategic Square, Kamis, (18/7). Cara yang dilakukan misalnya dengan menerbitkan global bonds. Alvin menyebut bahwa dalam beberapa kali BI melakukan issuance global bonds pun kerap terjadi over subscribe. "Itu bisa menambah pundi-pundi cadangan devisa," ujarnya. Kemudian, perdagangan ekspor dan impor pun bisa menjadi hal yang dapat meningkatkan cadangan devisa. Hanya saja, kondisi ekspor saat ini cenderung tidak bagus karena harga batu bara dan minyak sawit mentah yang sedang tidak menguntungkan. Ilustrasi foto: ShutterstockCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan devisa Indonesia sudah tak sehat
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah mengorbankan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni merosot US$ 7 miliar hingga US$ 98,1 miliar atau ke posisi terendah dua tahun. Pengamat menilai bahwa ada beberapa hal yang perlu BI lakukan untuk mengembalikan posisi cadangan devisa tersebut. Pasalnya, kondisi cadangan devisa yang sehat mestinya di atas US$ 100 miliar. Direktur Investasi Manulife Financial, Alvin Pattisahusiwa melihat bahwa BI perlu memperhatikan hal-hal ini untuk meningkatkan cadangan devisa ke posisi normal. Pertama, yaitu Foreign Domestic Investment (FDI) yang masuk. Menurutnya, BI perlu mendorong capital inflow dari pasar modal. "Bila di Indonesia tak ada capital outflow lagi, akan menutup peluang orang melakukan arbitrase dengan menaruh di rupiah atau dollar," ucap Alvin, di Sampoerna Strategic Square, Kamis, (18/7). Cara yang dilakukan misalnya dengan menerbitkan global bonds. Alvin menyebut bahwa dalam beberapa kali BI melakukan issuance global bonds pun kerap terjadi over subscribe. "Itu bisa menambah pundi-pundi cadangan devisa," ujarnya. Kemudian, perdagangan ekspor dan impor pun bisa menjadi hal yang dapat meningkatkan cadangan devisa. Hanya saja, kondisi ekspor saat ini cenderung tidak bagus karena harga batu bara dan minyak sawit mentah yang sedang tidak menguntungkan. Ilustrasi foto: ShutterstockCek Berita dan Artikel yang lain di Google News