Cadangan devisa Januari diproyeksi lebih US$ 100 M



JAKARTA. Kondisi cadangan devisa (dadev) di akhir tahun 2013 kemarin berhasil naik US$ 2,42 miliar menjadi US$ 99,38 miliar.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pundi-pundi uang Indonesia ini akan kembali bergerak naik di Januari ini. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, cadangan devisa di Januari bisa berada di atas US$ 100 miliar.

Peningkatan ini akibat adanya arus masuk dari penjualan obligasi denominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau global bond pemerintah. Sebagai catatan, global bond pemerintah diburu investor. Dari penawaran yang ada, pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 4,4 kali mencapai US$ 17,5 miliar. Meski demikian, pemerintah hanya menyerap US$ 4 miliar dari penawaran global bond tersebut. Dana US$ 4 miliar inilah yang akan masuk dalam pundi cadangan devisa. Perry menjelaskan, dengan tingginya permintaan investor terhadap global bond ini mengindikasikan minat inestor masih besar untuk berinvestasi di dalam negeri. Ke depannya, BI melihat kecenderungan minat investor masih akan tinggi. Ini dikarenakan data perekonomian Indonesia yang mulai membaik di tahun ini seperti inflasi yang menurun, defisit transaksi berjalan yang menurun, serta pertumbuhan yang relatif baik. "Ini menjadi faktor penting," ujar Perry di Jakarta, Jumat (10/1). Otoritas moneter ini memang melihat kondisi perekonomian Indonesia di tahun ini lebih baik. BI memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 4,5% plus minus satu. Sedangkan untuk pertumbuhannya sendiri akan berada di kisaran 5,8%-6,2% dengan kecenderungan mengarah ke batas bawah 5,8%. Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai, cadangan devisa di Januari ini memang akan mengalami peningkatan. Peningkatan ini memang disebabkan dari hail penerbitan surat utang valas pemerintah yang masuk ke rekening pemerintah di BI sebagai cadangan devisa. Ryan menjelaskan, cadangan devisa yang meningkat ini akan memberikan sentimen positif bagi pasar. Tentunya ini akan menjadi obat kuat bagi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Akan membantu rupiah menuju Rp 11.000 per dollar AS," tandas Ryan. Memang untuk penguatan rupiah ini, kondisi fundamental Indonesia yaitu current account defisit atawa defisit transaksi berjalan harus bisa diperbaiki agar rupiah dapat kembali berada di level yang stabil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan