KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa kembali meningkat pada akhir Juli 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada periode laporan sebesar US$ 137,343 miliar atau naik tipis dari posisi akhir Juni 2021 yang sebesar US$ 137,1 miliar. Senada dengan bank sentral, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, peningkatan cadangan devisa tersebut seiring dengan penarikan global bond oleh pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. “Indonesia menerbitkan dua global bond, yaitu mata uang dollar Amerika Serikat (AS) dan Euro Eropa pada Juli 2021,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (6/8).
Faisal memerinci, pemerintah menerbitkan global bond berdenominasi dollar AS sebesar US$ 1,65 miliar, dalam rangka memanfaatkan sentimen positif dan pasar keuangan AS yang kondusif. Baca Juga: Bos BI yakin cadangan devisa kuat sokong stabilitas eksternal dan nilai tukar rupiah Selain itu, ini juga digunakan untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara umum, termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ini terdiri dari US$ 600 juta dengan tenor 10 tahun jatuh tempo pada 2031, US$ 750 juta dengan tenor 30 tahun jatuh tempo pada 2051, dan US$ 300 juta tenor 50 tahun jatuh tempo pada 2051. Sementara berdenominasi Euro memiliki nilai EUR500 juta dengan tenor 8 tahun atau jatuh tempo pada tahun 2029. Faisal memandang, cadangan devisa ke depannya masih berpotensi menggendut hingga akhir tahun 2021. Ia memperkirakan, cadangan devisa akan berada di kisaran US$ 140 miliar hingga US$ 142 miliar pada akhir tahun ini.