KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia kembali menyusut. Pada Mei 2023, cadangan devisa sebesar US$ 139,3 miliar atau turun 3,39% dari posisi akhir April 2023. Bila menilik komponen pembentuk cadangan devisa, semua komponen memang menunjukkan penurunan nilai, dengan penurunan terdalam di komponen
foreign currency reserves. Mengutip data Special Data Dissemination Standard (SDDS) di laman resmi Bank Indonesia (BI), komponen tersebut tercatat US$ 125,24 miliar atau turun 3,60% MoM.
Foreign currency reserves terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Komponen ini juga bisa berupa surat berharga seperti penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Foreign currency reserves juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada orang asing atau bukan penduduk (nonresiden).
Baca Juga: Inflasi Balik ke Kisaran Sasaran, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan Penurunan selanjutnya terjadi pada komponen Special Drawing Rights (SDRs) yang tercatat US$ 7,40 miliar atau turun 1,51% MoM. SDRs merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya untuk menambah likuiditas internasional. Fasilitas ini memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadangan devisa di negara-negara anggota. Komponen lain yang menurun adalah IMF Reserve Position in The Fund (RPF) yang tercatat US$ 1,05 miliar atau turun 1,49% MoM. RPF merupakan cadangan devisa dari suatu negara yang ada di rekening Dana Moneter Internasional (IMF).
Baca Juga: Eksportir Masih Tunggu Skema Insentif Agar DHE Parkir di Dalam Negeri RPF ini juga menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya. Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund’s General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa. Kemudian komponen emas moneter atau
monetary gold tercatat US$ 4,94 miliar atau turun 1,33% MoM. Emas moneter adalah persediaan emas yang dimiliki oleh bank sentral, berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD). Selain itu, yang termasuk
monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Simak Proyeksi Rupiah untuk Perdagangan Rabu (21/6) Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut. Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan nonmoneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Sedangkan komponen dengan penurunan terlandai adalah
other reserves assets. Tercatat US$ 640,66 juta, nilai komponen ini menyusut 0,14% MoM.
Other reserves assets merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya. Sebagai tambahan informasi, BI mengonfirmasi pencatatan nilai cadangan devisa dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati