KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Krisis ekonomi di Argentina semakin memburuk. Salah satu indikasinya, cadangan devisa negara tersebut kian mengering. Data Bloomberg menunjukkan, pada Kamis pekan lalu, jumlah cadangan devisa Argentina yang terkuras senilai US$ 3 miliar. Sedangkan pada Jumat, pemerintah berjibaku untuk membayar utang jangka pendek dan memperlambat pelemahan mata uang peso. Kini, risiko yang tengah dihadapi Argentina ialah semakin menipisnya cadangan devisa yang kini hanya sebesar US$ 15 miliar. Untuk menyelamatkan kembali perekonomian, Pemerintah Argentina memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar mata uang. Salah satunya dengan menerapkan pengontrolan mata uang (currency controls) yang bertujuan untuk menstabilkan pasar keuangan.
Baca Juga: Lebanon deklarasikan ekonomi negara dalam keadaan darurat, apa yang terjadi? Kebijakan yang hanya berlaku sementara waktu ini, diumumkan pada Minggu (1/9). Melalui currency control, hal itu memungkinkan pemerintah untuk melarang pembelian mata uang asing akibat anjloknya nilai tukar mata uang peso yang super sensitif. Dengan demikian, seluruh perusahaan harus mengajukan izin dari bank sentral Argentina untuk menjual peso dan membeli mata uang asing jika ingin melakukan transfer dana ke luar negeri. Sementara, warga Argentina individu hanya diperbolehkan membeli dollar dengan nilai yang tidak lebih dari US$ 10.000 per bulan. Dalam buletin pemerintah yang dirilis Minggu, pemerintah Argentina mengatakan currency control sangat penting dilakukan untuk memastikan perekonomian berjalan sebagaimana mestinya. Baca Juga: Sembilan sinyal resesi Amerika ini kembali menyala merah Kebijakan terbaru ini menyusul pengumuman yang mengejutkan pada Rabu pekan lalu bahwa Argentina akan menunda pembayaran utangnya senilai US$ 100 miliar. Lembaga pemeringkat kredit S&P mengklasifikasikan hal ini sebagai default berdasarkan kriterianya sendiri.