JAKARTA. Perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada PT Pertamina untuk mengurangi pembelian valuta asing dollar AS hingga 50% dinilai akan berdampak signifikan bagi penguatan valuta asing di dalam negeri. Rencana itu diharapkan juga memperbaiki kondisi cadangan devisa Bank Indonesia (BI). Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, Pertamina termasuk di kelompok Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kebutuhan dollar tinggi. Per hari, Pertamina membutuhkan tak kurang dari US$ 70 juta. Pemangkasan kebutuhan valas di BUMN bakal berdampak cukup signifikan. Namun menurut dia, kebijakan itu baru akan terlihat efeknya di bulan Oktober, November dan Desember. Sementara untuk September 2015, diperkirakan posisi cadangan devisa akan tergerus hingga US$ 100 miliar.
Cadangan devisa September diramal sentuh US$ 100 M
JAKARTA. Perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada PT Pertamina untuk mengurangi pembelian valuta asing dollar AS hingga 50% dinilai akan berdampak signifikan bagi penguatan valuta asing di dalam negeri. Rencana itu diharapkan juga memperbaiki kondisi cadangan devisa Bank Indonesia (BI). Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, Pertamina termasuk di kelompok Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kebutuhan dollar tinggi. Per hari, Pertamina membutuhkan tak kurang dari US$ 70 juta. Pemangkasan kebutuhan valas di BUMN bakal berdampak cukup signifikan. Namun menurut dia, kebijakan itu baru akan terlihat efeknya di bulan Oktober, November dan Desember. Sementara untuk September 2015, diperkirakan posisi cadangan devisa akan tergerus hingga US$ 100 miliar.