Cadangan devisa terendah dalam 17 bulan



JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia terus turun sejak Februari 2015. Bank sentral mencatat, cadangan devisa akhir Agustus sebesar US$ 105,34 miliar. 

Ini merupakan cadangan devisa terendah dalam 17 bulan terakhir. Maret 2014, cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 102,59 miliar. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, penurunan cadangan devisa akibat adanya peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia juga menggunakan cadangan devisa ini untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar, sesuai nilai fundamental. 


"Hal tersebut sejalan dengan komitmen BI yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Tirta dalam keterangan resmi, Senin (7/9).

Sekadar informasi, sejak Maret 2014 hingga akhir Agustus 2015, rupiah sudah melemah hampir 21% terhadap dollar Amerika Serikat, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Ratet (Jisdor), yang tercantum di Bank Indonesia. 

Kenaikan penerimaan devisa yang terutama bersumber dari penerbitan Samurai Bonds pemerintah sebesar ¥ 100 miliar mampu menahan penurunan lebih lanjut.

Menurut Tirta, posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Cadangan devisa Indonesia (dalam US$ miliar)

Agustus 2015 105,34
Juli  107,6
Juni   108,03 
Mei  110,77 
April  110,87
Maret  111,55
Februari 115,53 
Januari  114,25
Desember 2014 111,86
November 111,14
Oktober 111,97
September 111,16
Agustus  111,22
Juli  110,54
Juni  107,67
Mei  107,05
April  105,56
Maret  102,59
Februari  102,74
Januari  100,65
Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia