SINGAPURA. Untuk pertama kali dalam tujuh hari, kontrak harga minyak mengalami penurunan. Alhasil, harga minyak melorot dari level tertinggi dalam dua tahun di New York. Kondisi ini terjadi setelah analis memprediksi cadangan minyak AS bakal melonjak ke level tertinggi dalam 18 bulan. Berdasarkan survei terhadap sejumlah analis oleh Bloomberg, cadangan minyak AS kemungkinan besar akan melonjak 1,75 juta barel pada minggu lalu dari sebelumnya 368,2 juta barel. Jika benar demikian, maka itu merupakan cadangan minyak paling besar AS sejak minggu yang berakhir 8 Mei 2009. Selain itu, pergerakan minyak juga terdorong oleh penguatan dollar terhadap euro."Cadangan minyak memang masih relatif tinggi. Apalagi, ada korelasi berlawanan antara pergerakan dollar AS dengan harga minyak," kata Ben Westmore, Minerals and Energy Economist National Australia Bank Ltd di Melbourne. Catatan saja, pagi tadi, kontrak harga minyak pengantaran Desember turun sebesar 52 sen atau 0,6% menjadi US$ 86,54 sebarel di transaksi perdagangan elektronik NYMEX. Pada pukul 10.56 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di posisi US$ 86,55. Kemarin, harga minyak naik 21 sen menjadi US$ 87,06, yang merupakan level tertinggi sejak 8 Oktober 2008. Sepanjang tahun ini, harga minyak sudah naik 9%. Sementara itu, dollar ditransaksikan di posisi US$ 1,3865 per euro, setelah menguat 0,8% menjadi US$ 1,3920 kemarin. Euro melemah seiring kecemasan sejumlah negara di kawasan Eropa akan mengalami kesulitan untuk membayar utang, sehingga memangkas permintaan aset-aset Eropa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan diramal menanjak, harga minyak dunia melorot
SINGAPURA. Untuk pertama kali dalam tujuh hari, kontrak harga minyak mengalami penurunan. Alhasil, harga minyak melorot dari level tertinggi dalam dua tahun di New York. Kondisi ini terjadi setelah analis memprediksi cadangan minyak AS bakal melonjak ke level tertinggi dalam 18 bulan. Berdasarkan survei terhadap sejumlah analis oleh Bloomberg, cadangan minyak AS kemungkinan besar akan melonjak 1,75 juta barel pada minggu lalu dari sebelumnya 368,2 juta barel. Jika benar demikian, maka itu merupakan cadangan minyak paling besar AS sejak minggu yang berakhir 8 Mei 2009. Selain itu, pergerakan minyak juga terdorong oleh penguatan dollar terhadap euro."Cadangan minyak memang masih relatif tinggi. Apalagi, ada korelasi berlawanan antara pergerakan dollar AS dengan harga minyak," kata Ben Westmore, Minerals and Energy Economist National Australia Bank Ltd di Melbourne. Catatan saja, pagi tadi, kontrak harga minyak pengantaran Desember turun sebesar 52 sen atau 0,6% menjadi US$ 86,54 sebarel di transaksi perdagangan elektronik NYMEX. Pada pukul 10.56 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di posisi US$ 86,55. Kemarin, harga minyak naik 21 sen menjadi US$ 87,06, yang merupakan level tertinggi sejak 8 Oktober 2008. Sepanjang tahun ini, harga minyak sudah naik 9%. Sementara itu, dollar ditransaksikan di posisi US$ 1,3865 per euro, setelah menguat 0,8% menjadi US$ 1,3920 kemarin. Euro melemah seiring kecemasan sejumlah negara di kawasan Eropa akan mengalami kesulitan untuk membayar utang, sehingga memangkas permintaan aset-aset Eropa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News