JAKARTA. Nasib ekspor ikan kerapu memang lebih mujur ketimbang ekspor udang yang merosot tajam. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, ekspor kerapu tahun naik 15% dibandingkan 2009. Tahun lalu, volume ekspor ikan kerapu mencapai 78.000 ton dengan nilai US$ 58 juta. Dengan pertumbuhan 15%, maka volume ekspor kerapu 2010 diperkirakan mencapai 89.700 ton. Target pertumbuhan ekspor tersebut kemungkinan tercapai, karena hingga Mei laluekspor kerapu sudah mencapai 43.000 ton dengan nilai US$ 44 juta. Adapun rata-rata volume ekspornya per bulan 6.800 ton, naik 4,61% dibanding rata-rata ekspor bulanan tahun lalu. Dengan asumsi, volume ekspor bulanan hingga akhir tahun 2010 tetap 6.800 ton, maka target ekspor 89.700 ton kerapu sepanjang tahun ini akan terlewati.Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Martani Huseini menjelaskan, sekitar 95% kerapu dikirim ke China melalui Hong Kong. Sisanya diekspor ke Singapura.Namun pantas disayangkan, peningkatan ekspor kerapu bukan karena cadangan yang berlimpah. Cadangan kerapu di laut justru kian menipis. Ekspor tetap naik karena nelayan memperluas wilayah tangkapannya. Agar ekspor tetap tumbuh dan cadangan di laut tak kian susut, menurut Ketut Sugama, Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Budidaya KKP, lembaganya berusaha menggenjot budidaya kerapu. Namun, kerapu budidaya yang bisa diekspor tahun ini diperkirakan cuma 7.000 ton atau 7,8% dari total target ekspor. Selebihnya masih mengandalkan kerapu tangkapan.Menurut WWF Indonesia, jumlah ikan termasuk kerapu di zona tangkap turun akibat rusaknya terumbu karang. Kepala Program Perikanan WWF Indonesia Imam Musthofa Zainuddin mengungkapkan, setiap lima tahun, jumlah cadangan kerapu turun 20%. Bahkan, “Kerapu di daerah barat Indonesia sudah tidak ada,” ujar Imam kepada KONTAN. Kini, nelayan memperluas area tangkapannya ke wilayah timur. Melihat kondisi ini, Saut Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri KKP, berjanji memperketat pengawasan agar cadangan ikan di zona tangkap terjaga. Untuk itu KKP akan memfasilitasi kemitraan nelayan dan pengusaha untuk program konservasi ekosistem terumbu karang sebagai habitat hidup kerapu. Pemerintah juga akan mengembangkan pembesaran benih kerapu di daerah dekat pasar ekspor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan kerapu menipis
JAKARTA. Nasib ekspor ikan kerapu memang lebih mujur ketimbang ekspor udang yang merosot tajam. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, ekspor kerapu tahun naik 15% dibandingkan 2009. Tahun lalu, volume ekspor ikan kerapu mencapai 78.000 ton dengan nilai US$ 58 juta. Dengan pertumbuhan 15%, maka volume ekspor kerapu 2010 diperkirakan mencapai 89.700 ton. Target pertumbuhan ekspor tersebut kemungkinan tercapai, karena hingga Mei laluekspor kerapu sudah mencapai 43.000 ton dengan nilai US$ 44 juta. Adapun rata-rata volume ekspornya per bulan 6.800 ton, naik 4,61% dibanding rata-rata ekspor bulanan tahun lalu. Dengan asumsi, volume ekspor bulanan hingga akhir tahun 2010 tetap 6.800 ton, maka target ekspor 89.700 ton kerapu sepanjang tahun ini akan terlewati.Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Martani Huseini menjelaskan, sekitar 95% kerapu dikirim ke China melalui Hong Kong. Sisanya diekspor ke Singapura.Namun pantas disayangkan, peningkatan ekspor kerapu bukan karena cadangan yang berlimpah. Cadangan kerapu di laut justru kian menipis. Ekspor tetap naik karena nelayan memperluas wilayah tangkapannya. Agar ekspor tetap tumbuh dan cadangan di laut tak kian susut, menurut Ketut Sugama, Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Budidaya KKP, lembaganya berusaha menggenjot budidaya kerapu. Namun, kerapu budidaya yang bisa diekspor tahun ini diperkirakan cuma 7.000 ton atau 7,8% dari total target ekspor. Selebihnya masih mengandalkan kerapu tangkapan.Menurut WWF Indonesia, jumlah ikan termasuk kerapu di zona tangkap turun akibat rusaknya terumbu karang. Kepala Program Perikanan WWF Indonesia Imam Musthofa Zainuddin mengungkapkan, setiap lima tahun, jumlah cadangan kerapu turun 20%. Bahkan, “Kerapu di daerah barat Indonesia sudah tidak ada,” ujar Imam kepada KONTAN. Kini, nelayan memperluas area tangkapannya ke wilayah timur. Melihat kondisi ini, Saut Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri KKP, berjanji memperketat pengawasan agar cadangan ikan di zona tangkap terjaga. Untuk itu KKP akan memfasilitasi kemitraan nelayan dan pengusaha untuk program konservasi ekosistem terumbu karang sebagai habitat hidup kerapu. Pemerintah juga akan mengembangkan pembesaran benih kerapu di daerah dekat pasar ekspor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News