MUMBAI. Harga crude palm oil (CPO) dunia melorot untuk hari kedua pada Senin (15/10). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Desember turun sebesar 3,2% menjadi 2.421 ringgit atau US$ 791 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada sesi pagi, harga CPO ditutup di level 2.461 ringgit. Penurunan harga ini terkait dengan cadangan CPO di Malaysia yang diprediksi akan menembus rekor tertingginya. Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board pada 10 Oktober lalu, cadangan CPO Malaysia melonjak 17% ke level tertinggi sepanjang sejarah menjadi 2,48 juta ton pada September. Sementara, tingkat produksi CPO meningkat 20% ke rekor tertinggi menjadi 2 juta ton. "Cadangan CPO akan terus naik pada Oktober dan November. Ada pelemahan permintaan di pasar sejak pengumuman tersebut efektif berlaku sejak Januari," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn di Kuala Lumpur. Jika dihitung, harga kontrak CPO sudah tergerus 22% di sepanjang tahun ini. Salah satu penyebabnya, perlambatan ekonomi global memangkas permintaan dari Eropa dan China. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan Malaysia tembus rekor, harga CPO anjlok
MUMBAI. Harga crude palm oil (CPO) dunia melorot untuk hari kedua pada Senin (15/10). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Desember turun sebesar 3,2% menjadi 2.421 ringgit atau US$ 791 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada sesi pagi, harga CPO ditutup di level 2.461 ringgit. Penurunan harga ini terkait dengan cadangan CPO di Malaysia yang diprediksi akan menembus rekor tertingginya. Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board pada 10 Oktober lalu, cadangan CPO Malaysia melonjak 17% ke level tertinggi sepanjang sejarah menjadi 2,48 juta ton pada September. Sementara, tingkat produksi CPO meningkat 20% ke rekor tertinggi menjadi 2 juta ton. "Cadangan CPO akan terus naik pada Oktober dan November. Ada pelemahan permintaan di pasar sejak pengumuman tersebut efektif berlaku sejak Januari," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn di Kuala Lumpur. Jika dihitung, harga kontrak CPO sudah tergerus 22% di sepanjang tahun ini. Salah satu penyebabnya, perlambatan ekonomi global memangkas permintaan dari Eropa dan China. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News