MUMBAI. Harga kontrak crude palm oil (CPO) masih tertekan untuk hari ketiga. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran November turun sebesar 2% menjadi 2.929 ringgit atau US$ 939 per metrik ton pada Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level harga terendah CPO untuk kontrak teraktif sejak 16 Agustus. Pada pukul 12.16 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di level 2.930 ringgit. Salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan CPO adalah spekulasi bahwa panen kedelai di AS yang akan melampaui estimasi akan mendongkrak suplai minyak sayur global. Data INTL FCStone Inc menunjukkan, produksi kedelai di AS akan mencapai 2.739 miliar bushels pada tahun ini yang dimulai pada September. Angka tersebut lebih tinggi dari estimasi pemerintah AS pada bulan lalu yang sebesar 2,692 miliar. Selain itu, ada pula kecemasan lain berupa estimasi kenaikan cadangan CPO di Asia yang melonjak. Berdasarkan nilai tengah analis yang disurvei Bloomberg, cadangan CPO di Malaysia kemungkinan akan naik 7% menjadi 2,14 juta ton pada Agustus dari Juli lalu. Penyebabnya adalah penurunan tingkat ekspor. "Sangat sulit memprediksikan kenaikan harga CPO saat ini," ujar Dorab Mistry, director Godrej International Ltd di Singapura. Dia menambahkan, harga CPO tertekan oleh perlambatan ekonomi dan kenaikan tingkat produksi. Mistry memprediksi, harga CPO akan diperdagangkan pada kisaran 2.900 ringgit hingga 3.300 ringgit per ton pada bulan ini dan bulan depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan melonjak, harga CPO terpangkas 2%
MUMBAI. Harga kontrak crude palm oil (CPO) masih tertekan untuk hari ketiga. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran November turun sebesar 2% menjadi 2.929 ringgit atau US$ 939 per metrik ton pada Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level harga terendah CPO untuk kontrak teraktif sejak 16 Agustus. Pada pukul 12.16 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di level 2.930 ringgit. Salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan CPO adalah spekulasi bahwa panen kedelai di AS yang akan melampaui estimasi akan mendongkrak suplai minyak sayur global. Data INTL FCStone Inc menunjukkan, produksi kedelai di AS akan mencapai 2.739 miliar bushels pada tahun ini yang dimulai pada September. Angka tersebut lebih tinggi dari estimasi pemerintah AS pada bulan lalu yang sebesar 2,692 miliar. Selain itu, ada pula kecemasan lain berupa estimasi kenaikan cadangan CPO di Asia yang melonjak. Berdasarkan nilai tengah analis yang disurvei Bloomberg, cadangan CPO di Malaysia kemungkinan akan naik 7% menjadi 2,14 juta ton pada Agustus dari Juli lalu. Penyebabnya adalah penurunan tingkat ekspor. "Sangat sulit memprediksikan kenaikan harga CPO saat ini," ujar Dorab Mistry, director Godrej International Ltd di Singapura. Dia menambahkan, harga CPO tertekan oleh perlambatan ekonomi dan kenaikan tingkat produksi. Mistry memprediksi, harga CPO akan diperdagangkan pada kisaran 2.900 ringgit hingga 3.300 ringgit per ton pada bulan ini dan bulan depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News