KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dingin yang ekstrem di Amerika Serikat (AS) berhasil menopang harga gas alam. Senin (22/1) pukul 16.30 WIB, harga gas alam pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange melesat 1,98% ke level US$ 3,248 per mmbtu. Sejak akhir 2017, harga komoditas ini melambung 9,66%. Keperkasaan gas alam dimulai saat cadangan gas alam AS turun. Energy Information Administration (EIA) merilis, hingga 12 Januari lalu, cadangan gas alam AS merosot jadi 183 miliar kaki kubik. Angka ini di bawah level rata-rata lima tahun terakhir, yakni 203 miliar kaki kubik. "Kondisi cuaca di AS masih ekstrem. Tapi, ramalan cuaca menyatakan, Januari mulai menghangat, jadi kemungkinan sentimen cuaca melambat di Februari," kata Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures.
Cadangan menipis, gas alam melaju
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dingin yang ekstrem di Amerika Serikat (AS) berhasil menopang harga gas alam. Senin (22/1) pukul 16.30 WIB, harga gas alam pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange melesat 1,98% ke level US$ 3,248 per mmbtu. Sejak akhir 2017, harga komoditas ini melambung 9,66%. Keperkasaan gas alam dimulai saat cadangan gas alam AS turun. Energy Information Administration (EIA) merilis, hingga 12 Januari lalu, cadangan gas alam AS merosot jadi 183 miliar kaki kubik. Angka ini di bawah level rata-rata lima tahun terakhir, yakni 203 miliar kaki kubik. "Kondisi cuaca di AS masih ekstrem. Tapi, ramalan cuaca menyatakan, Januari mulai menghangat, jadi kemungkinan sentimen cuaca melambat di Februari," kata Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures.