KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) menanjak ke level tertinggi dalam tujuh pekan terakhir pada transaksi hari ini (28/5). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Agustus naik sebesar 0,4% menjadi 2.391 ringgit atau US$ 787 per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives. Ini merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 10 April lalu. Jika dihitung, sepanjang bulan Mei, harga CPO sudah mendaki 4,3%. Kenaikan harga CPO terjadi setelah investor berspekulasi cadangan CPO di Malaysia akan menurun untuk bulan kelima seiring terjadinya penurunan produksi di Negeri Jiran tersebut. Berdasarkan data pemerintah Malaysia, cadangan CPO Malaysia sudah melorot 27% menjadi 1,93 juta ton pada bulan lalu dari rekor tertingginya pada Desember. Sementara, hasil produksi CPO naik 3,1% menjadi 1,37 juta ton pada April. "Isu yang beredar di pasar adalah tingkat produksi CPO turun 4% hingga 5% dalam 20 hari pertama bulan ini. Penurunan tersebut jauh di bawah prediksi para petani CPO," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan menipis, harga CPO mendaki
KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) menanjak ke level tertinggi dalam tujuh pekan terakhir pada transaksi hari ini (28/5). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Agustus naik sebesar 0,4% menjadi 2.391 ringgit atau US$ 787 per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives. Ini merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 10 April lalu. Jika dihitung, sepanjang bulan Mei, harga CPO sudah mendaki 4,3%. Kenaikan harga CPO terjadi setelah investor berspekulasi cadangan CPO di Malaysia akan menurun untuk bulan kelima seiring terjadinya penurunan produksi di Negeri Jiran tersebut. Berdasarkan data pemerintah Malaysia, cadangan CPO Malaysia sudah melorot 27% menjadi 1,93 juta ton pada bulan lalu dari rekor tertingginya pada Desember. Sementara, hasil produksi CPO naik 3,1% menjadi 1,37 juta ton pada April. "Isu yang beredar di pasar adalah tingkat produksi CPO turun 4% hingga 5% dalam 20 hari pertama bulan ini. Penurunan tersebut jauh di bawah prediksi para petani CPO," jelas Chandran Sinnasamy, head of trading LT International Futures Sdn. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News