KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bertahan di atas US$ 48 per barel setelah rilis penurunan lanjutan pada cadangan minyak Amerika Serikat (AS). Namun di sisi lain, penurunan cadangan minyak AS disertai dengan kenaikan produksi. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/8) pukul 18.50 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2017 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,45% ke level US$ 48,19 per barel dibanding sehari sebelumnya. Harga terkoreksi setelah menguat dalam dua hari beruntun. Energy Information Administration (EIA) merilis data cadangan minyak AS pekan lalu dengan hasil turun 3,33 juta barel ke level terendah sejak Januari 2016. Sementara pasokan bensin turun untuk pertama kalinya dalam tiga pekan. Namun di sisi lain, angka produksi naik ke level tertinggi sejak Juli 2015. Harga minyak masih berfluktuasi di bawah US$ 50 per barel selama bulan ini. Investor mengamati dengan cermat angka cadangan minyak AS, sementara upaya OPEC mengurangi kelebihan pasokan global telah terhambat dengan kenaikan produksi Libya. "Update cadangan minyak terbaru dari EIA memberi dampak dua sisi baik bullish maupun bearish," kata Stephen Brennock, Analis PVM Oil Associates Ltd. di London, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (24/8). EIA melaporkan, cadangan bensin turun 1,22 juta barel menjadi 229,9 juta barel pekan lalu. Sementara output minyak naik 26.000 barel per hari menjadi 9,53 juta barel per hari. Ini merupakan kenaikan selama dua pekan beruntun. Sementara Sharara yang merupakan lokasi tambang minyak terbesar Libya belum mulai kembali meningkatkan produksinya meski pemerintah sudah membuka jalur pipa minyak ke pelabuhan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cadangan turun, harga minyak bergerak dua arah
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bertahan di atas US$ 48 per barel setelah rilis penurunan lanjutan pada cadangan minyak Amerika Serikat (AS). Namun di sisi lain, penurunan cadangan minyak AS disertai dengan kenaikan produksi. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/8) pukul 18.50 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2017 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,45% ke level US$ 48,19 per barel dibanding sehari sebelumnya. Harga terkoreksi setelah menguat dalam dua hari beruntun. Energy Information Administration (EIA) merilis data cadangan minyak AS pekan lalu dengan hasil turun 3,33 juta barel ke level terendah sejak Januari 2016. Sementara pasokan bensin turun untuk pertama kalinya dalam tiga pekan. Namun di sisi lain, angka produksi naik ke level tertinggi sejak Juli 2015. Harga minyak masih berfluktuasi di bawah US$ 50 per barel selama bulan ini. Investor mengamati dengan cermat angka cadangan minyak AS, sementara upaya OPEC mengurangi kelebihan pasokan global telah terhambat dengan kenaikan produksi Libya. "Update cadangan minyak terbaru dari EIA memberi dampak dua sisi baik bullish maupun bearish," kata Stephen Brennock, Analis PVM Oil Associates Ltd. di London, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (24/8). EIA melaporkan, cadangan bensin turun 1,22 juta barel menjadi 229,9 juta barel pekan lalu. Sementara output minyak naik 26.000 barel per hari menjadi 9,53 juta barel per hari. Ini merupakan kenaikan selama dua pekan beruntun. Sementara Sharara yang merupakan lokasi tambang minyak terbesar Libya belum mulai kembali meningkatkan produksinya meski pemerintah sudah membuka jalur pipa minyak ke pelabuhan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News