Cadev akhir Februari naik jadi US$ 119,9 miliar



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Februari 2017 sebesar US $119,9 miliar. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 116,9 miliar.

Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya juga mengatakan, peningkatan cadev tersebut disebabkan oleh masuknya arus modal asing yang masuk (capital inflow). BI mencatat, capital inflow yang masuk hingga akhir Februari 2017 sebesar Rp 26 triliun.


"Dan inflow itu apabila diserahkan valasnya ke BI ya tentu itu akan membuat cadev meningkat," kata Agus, Senin (6/3) malam. Penerimaan devisa tersebut juga melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

Posisi cadev per akhir Februari 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Tak hanya itu, posisi cadev tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Peingkatan cadev tersebut juga sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sepanjang Februari 2017 yang cenderung stabil. Berdasarkan kurs refernsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah sepanjang bulan lalu berada di level Rp 13.320-Rp 13.370 per dollar AS, bahkan sempat menguat ke level Rp 13.308 per dollar AS pada 9 Februari 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia